Pages

Kamis, 08 Mei 2014

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
Content extracted from http://health.liputan6.com/rss 
Food is Your Best Medicine

The natural approach to cancer, heart disease, obesity, and other chronic conditions.
From our sponsors
Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet Sehat
May 8th 2014, 10:23

Berita Dunia Kesehatan Terbaru, Tips Posisi Seks, Cara Diet SehatVirus Korona Jangan Jadi Halangan untuk Beribadah HajiMau Mati Pelan-pelan? Merokoklah Terus-menerus!Kanker, Urutan 4 yang Habiskan Uang NegaraHindari Rabies, Anjing, Kera dan Kucing Dirazia di JakutJamaah Umrah Diminta Hindari Unta Selama di ArabCegah Tumpukan Pasien di RS, BPJS Kembangkan Bridging SystemCalon Jamaah Haji atau Umrah Tidak Harus Vaksin InfluenzaCara Tepat Hilangkan KankerIntip Proses Pengolahan Darah di PMI Jakarta (1)Jangan Sembarang Sebut Kasus MERS-CoV sebagai Endemi!

http://health.liputan6.com/ Berita Kesehatan Liputan6.com menyajikan kabar terbaru dunia kesehatan, tips hidup sehat, cara diet alami hingga posisi gaya seks terpopuler ID Thu, 08 May 2014 13:25:25 +0700 http://health.liputan6.com/read/2047234/virus-korona-jangan-jadi-halangan-untuk-beribadah-haji <p>MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) yang saat ini tengah menghantui para calon jamaah haji atau umrah, diharapkan tidak menjadi penghalang bagi setiap muslim di Indonesia untuk beribadah ke tanah suci Mekah. Asal memperhatikan segala larangan yang diberikan, kemungkinan untuk tertular virus jenis RNA itu sangat kecil.</p> <p>Demikian pesan yang disampaikan Spesialis Ilmu dan Penyakit Dalam Konsultan Paru-paru Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FKUI), Dr. Ceva Wicaksono Pitoyo, SpPD, KP, NIC dalam temu media di Kantor Pusat Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2014)</p> <p>"Yang terpenting para calon jamaah haji atau umroh memperhatikan apa-apa saja yang dilarang. Kalau memang lagi hamil, coba untuk ditunda saja. Itu jauh lebih baik," kata dia menjelaskan.</p> <p>Jika memang tetap ingin melakukan perjalanan ibadah ke sana, tambah Ceva, ada baiknya untuk tidak melakukan kunjungan ke peternakan atau perkebunan kurma. Lebih baik fokus untuk beribadah, dan perbanyak istirahat.</p> <p>"Ke perternakan atau ke perkebunan justru memperbesar risiko. Mending fokus ke ibadah, atau ziarah ke makam Nabi," kata dia menerangkan.</p> <p>Ini harus diperhatikan, agar jangan sampai ada stigma bahwa virus MERS-CoV ini menghambat perjalanan umrah atau haji.</p> <p>"Pola hidup bersih dan sehat pun tetap harus diperhatikan selama di sana," kata dia menekankan.</p> Thu, 08 May 2014 17:00:19 +0700 2047234 Aditya Eka Prawira Virus MERS-CoV diharapkan tidak menjadi penghalang bagi setiap muslim untuk menjalanjkan ibadah haji atau umrah Thu, 08 May 2014 17:05:07 +0700 Pemerintah Arab Mulai Batasi Lansia & Anak Ibadah Umrah Kantor urusan haji dan Umrah di Arab mulai membatasi calon jemaah umrah dan haji anak dan lanjut usia. Pemerintah Arab Mulai Batasi Lansia & Anak Ibadah Umrah Kantor urusan haji dan Umrah di Arab mulai membatasi calon jemaah umrah dan haji anak dan lanjut usia. http://health.liputan6.com/read/2047222/mau-mati-pelan-pelan-merokoklah-terus-menerus <p>Para perokok aktif sangat rentan dan berisiko menderita penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker. Meski begitu, banyak orang mengakui sangat sulit menghentikan kebiasaan buruk tersebut. Padahal, dokter forensik telah menyebutkan, kematian akibat rokok lebih buruk ketimbang kecelakaan lalu lintas.</p> <p>"Kalau kecelakaan sudah jelas, bisa langsung meninggal dunia. Kalau rokok, sakitnya itu pelan-pelan dan tidak dirasakan. Tiba-tiba, muncul kanker dan penyakit lainnya," kata Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Agus Purwadianto, dalam acara `Hilangkan Mitos Tentang Kanker` di Ruang Swabesi Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (8/5/2014).</p> <p>Biasanya, lanjut Agus, para perokok akan meninggal setelah mengalami penyakit kronis, seperti kanker. Seperti diketahui, rokok dan kanker memiliki keterkaitan yang erat, yang tak mungkin dapat dipisahkan.</p> <p>"Secara kebetulan saya ini orang forensik. Saya tahu kalau itu siksaannya maha dahsyat. Merenggutnya pelan-pelan," kata Agus menambahkan.</p> <p>Untuk itu, Agus menyarankan pada para perokok untuk menghentikan kebiasaan saat ini juga. Jangan sampai, perokok baru menghentikan kebiasaannya setelah terkena kanker. "Lebih baik hentikan kebiasaan merokok sebelum terkena kanker. Jangan kena dulu, baru berhenti," kata dia menekankan.</p> <p>Perokok harus tahu, pembiayaan untuk pengobatan kanker sangat mahal. Bahkan pada 2012, pembiayaan kanker pada Jamkesmas mencapai Rp 144,7 miliar. Selain mahal, penyakit kanker pun menjadi beban keluarga si penderita itu.</p> Thu, 08 May 2014 16:00:58 +0700 2047222 Aditya Eka Prawira Para perokok aktif sangat rentan dan berisiko menderita penyakit tidak menular (PTM) seperti kanker. Thu, 08 May 2014 17:06:07 +0700 Dokter Inggris Desak Aturan Larangan Rokok Bagi Generasi Muda Sejumlah dokter di Inggris mendesak pemerintahnya untuk membuat peraturan larangan rokok bagi generasi muda Dokter Inggris Desak Aturan Larangan Rokok Bagi Generasi Muda Sejumlah dokter di Inggris mendesak pemerintahnya untuk membuat peraturan larangan rokok bagi generasi muda http://health.liputan6.com/read/2047192/kanker-urutan-4-yang-habiskan-uang-negara <p>Pembiayaan kanker pada Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) 2012 mencapai Rp. 144,7 miliar. Besaran ini membuat kanker menempati urutan ke-4 setelah hemodialisa, thalassemia, dan TBC dengan pembiayaan tertinggi. Padahal, bila kita mampu menjalani pola hidup sehat, pengeluaran untuk kanker tidak akan sebanyak ini.</p> <p>"Kalau kita dapat menjalani gaya hidup sehat atau mengubah pola yang saat ini kita jalani, tidak mungkin penyakit kanker menggoroti APBN kita," kata Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Agus Purwadianto, dalam acara `Hilangkan Mitos Tentang Kanker` di Ruang Swabesi Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (8/5/2014)</p> <p>Prof. Agus juga menekankan agar masyarakat mencegah dan mengatasi kanker dengan menghindari faktor risiko. Mulai dari merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan serta diet yang tidak sehat. Namun sayang, meski kita sudah mengetahui dampak buruk itu, tetap tidak mudah menghentikan kebiasaan itu.</p> <p>Ia menyebutkan, penyakit kanker yang tergolong jenis penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data Riskesdas, pada 2013 prevalensi tumor atau kanker di Indonesia mencapai 1,4 per 1.000 penduduk. Berdasarkan estimasi Globocan, International for Research on Cancer (IARC) 2012, insiden kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, leher rahim 17 per 100.000 perempuan, dan kanker paru sebesar 26 per 100.000 laki-laki.</p> <p>"Dan berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7 persen). Kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8 persen)," kata dia menjelaskan.</p> Thu, 08 May 2014 15:00:36 +0700 2047192 Aditya Eka Prawira Pembiayaan kanker pada Jaminan Kesehatan Masyarakat 2012 mencapai Rp. 144,7 miliar. Besaran ini membuat kanker menempati urutan 4 Thu, 08 May 2014 17:05:11 +0700 Uang (Foto: Antara) Uang (Foto: Antara) http://health.liputan6.com/read/2047216/hindari-rabies-anjing-kera-dan-kucing-dirazia-di-jakut <p>Guna mencegah penyebaran penyakit rabies, puluhan ekor anjing dirazia petugas Suku Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara. Tak hanya anjing, petugas juga mengincar kucing dan kera liar sering berkeliaran di jalan umum atau di luar pekarangan rumah.</p> <p>Kebijakan ini berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995, tentang pengendalian, pencegahan penular hewan rentan rabies di wilayah DKI. Sejak Januari hingga April 2014, petugas telah merazia 62 anjing, dari 4 kecamatan. Yakni, 22 ekor di Kelapa Gading, 14 ekor di Cilincing, 14 ekor di Pademangan, dan 12 ekor dari Penjaringan.<br /><br />"Setiap hewan yang termasuk kategori penular rabies seperti anjing, kucing dan kera yang tidak memiliki izin serta berkeliaran ditertibkan. Sudah banyak keluhan masyarakat," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian, Sudin Peternakan, Perikanan dan Kelautan (P2K) Jakarta Utara Muhammad Mikron, Jakarta Utara, Kamis (8/5/2014).<br /><br />Setelah ditangkapi, hewan-hewan tersebut akan dikirim ke Balai Kesehatan Hewan dan Ikan (BKHI) Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta. Bagi hewan yang tidak sehat, akan dimusnahkan. Sedangkan yang masuk kategori sehat akan dirawat.<br /><br />"Masyarakat yang mau mengadopsi juga bisa meminta untuk memelihara dengan beberapa persyaratan, salah satunya mengisi pernyataan mau merawat dan memiliki kesangggupan," tandas Mikron.</p> Thu, 08 May 2014 14:42:07 +0700 2047216 Moch Harun Syah Sejak Januari hingga April 2014, petugas telah merazia 62 anjing, dari 4 kecamatan. Thu, 08 May 2014 17:05:12 +0700 Anjing Nakal (Foto: Khongthe.com) Anjing Nakal (Foto: Khongthe.com) http://health.liputan6.com/read/2047039/jamaah-umrah-diminta-hindari-unta-selama-di-arab <p>Sejumlah agen perjalanan ibadah umrah menawarkan paket melihat langsung unta di peternakannya di Arab. Mempertimbangkan soal merebaknya kasus MERS-CoV yang saat ini tengah menghantui para jamaah umrah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memohon para jamaah untuk menunda keinginan berhubungan dengan binatang berpunuk ini. <br /><br />"Sudah paling aman itu di masjid saja, ibadah. Tidak perlu melihat unta di peternakannya. Selain amal yang didapat, kita pun terhindar dari hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (M), DTM&amp;H, MARS di Ruang Audiotorium Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Utara, ditulis Kamis (8/5/2014).<br /><br />Meski disebut sebagai penyebar dari virus berjenis RNA ini, belum terbukti bahwa manusia tertular langsung dari hewan berpunuk ini. Tapi, ada baiknya untuk berhati-hati dan lebih waspada, dengan cara tidak berdekatan dengan unta.<br /><br />"Mencegah itu sudah lebih baik. Fokus saja ke ibadahnya. Enggak perlu melihat unta di sana, di sini pun ada unta, 'kan?," kata dia pada <em><strong>Health Liputan6.com.</strong> </em></p> <p>Sejauh ini, masih dua kemungkinan virus ini menyebar ke manusia. Kalau tidak dari manusia ke manusia, memang dari unta ke manusia. Namun yang pasti, apabila unta batuk seperti batuk yang dialami manusia, bisa jadi dan terbukti memang unta yang menyebarkan ke manusia. Kalau tidak, berarti belum tentu.</p> Thu, 08 May 2014 14:00:30 +0700 2047039 Aditya Eka Prawira Sejumlah agen perjalanan ibadah umrah memiliki paket untuk dapat melihat langsung unta di peternakannya. Thu, 08 May 2014 16:05:10 +0700 Kemenkes RI Akui Unta Bisa Sebarkan Virus Korona Meski dugaan virus korona berasal dari unta masih jadi tanda tanya. Kementerian Kesehatan RI mengakui bahwa unta dapat menyebarkan virus Kemenkes RI Akui Unta Bisa Sebarkan Virus Korona Meski dugaan virus korona berasal dari unta masih jadi tanda tanya. Kementerian Kesehatan RI mengakui bahwa unta dapat menyebarkan virus http://health.liputan6.com/read/2047197/cegah-tumpukan-pasien-di-rs-bpjs-kembangkan-bridging-system <p><span style="font-size: 12px;">Dalam upaya mengantisipasi antrian panjang di sejumlah Rumah Sakit, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengembangkan sistem Teknologi Informasi (TI) yang disebut Bridging System.</span></p> <p>Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Dadang Setiabudi menyampaikan, bridging system ini merupakan penggunaan aplikasi berbasis web service yang menghubungkan sistem jadi satu.</p> <p>"Sistem ini mampu melakukan dua proses tanpa adanya intervensi satu sistem pada sistem lainnya secara langsung. Hubungan kedua sistem tersebut dikelola dengan web service yang akan membatasi akses ke masing-masing sistem sehingga keamanannya tetap terjaga," kata Dadang saat temu media di Kantor BPJS Kesehatan, Jakarta, Rabu (8/5/2014).</p> <p>Dadang pun memaparkan berbagai manfaat bridging system bagi pasien, rumah sakit dan BPJS Kesehatan sendiri. Menurutnya, dengan adanya sistem tersebut, proses antrian dan pelayanan kesehatan di rumah sakit jadi lebih cepat.</p> <p>"Keuntungan bagi pasien, proses antrian dan pelayanan jadi lebih cepat. Untuk rumah sakit, penghematan sumber daya manusia, kecepatan pengisian data dan kecepatan proses pengajuan klaim. Sedangkan dari sisi BPJS sendiri, sistem ini membuat akurasi data jadi lebih baik serta proses verifikasi dan pengolahan data jadi lebih cepat," jelasnya.</p> Thu, 08 May 2014 13:25:07 +0700 2047197 Fitri Syarifah Dalam upaya mengantisipasi antrian panjang di sejumlah Rumah Sakit, BPJS Kesehatan mengembangkan Bridging System Thu, 08 May 2014 16:05:11 +0700 (Lip6pagi) BPJS (Liputan6 TV) (Lip6pagi) BPJS (Liputan6 TV) http://health.liputan6.com/read/2047047/calon-jamaah-haji-atau-umrah-tidak-harus-vaksin-influenza <p>Saat akan divaksin meningitis, biasanya petugas kesehatan akan menawari calon jamaah haji atau umrah untuk sekaligus disuntik vaksin influenza. Sebenarnya, perlukah vaksin influenza diberikan?<br /><br />"Tidak ada anjuran resmi untuk itu. Tapi, jika dilakukan tidak masalah. Itu kan juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh si calon jamaah itu," kata Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (M), DTM&amp;H, MARS di Ruang Audiotorium Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta Utara, ditulis Kamis (8/5/2014).<br /><br />Mengingat saat ini tengah merebak virus MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus), tidak ada salahnya bagi para calon jamaah mendapatkan vaksin influenza. Apalagi, virus berjenis RNA itu menyerang sistem kekebalan tubuh.<br /><br />Sebenarnya, tambah dia, kewajiban untuk mendapatkan vaksin itu diberlakukan saat wabah flu H1N1 merajalela beberapa tahun silam. Padahal, tidak diketahui juga apakah vaksin itu benar-benar dapat mencegah serangan infeksi flu H1N1 atau tidak.&nbsp; Terpenting, sistem kekebalan tubuh terjaga, dan risiko untuk menular pun berkurang.<br /><br />Lebih lanjut Tjandra Yoga menjelaskan, virus ini paling mudah menyerang orang berusia 50 tahun. "Rentang usia 19 bulan sampai 94 tahun," kata dia menjelaskan.<br /><br />Selain itu, virus ini pun paling mudah menyerang 65 persen pria, 63,4 persen menderita ISPA berat, 29,8 persen dilaporkan tidak menderita gejala yang berat.<br /><br />"76 persen memiliki kondisi komorbid, yaitu gagal ginjal kronik (13,3 persen), diabetes (10 persen), penyakit jantung (7,5 persen)," kata dia menerangkan. (/Abd)</p> Thu, 08 May 2014 13:08:31 +0700 2047047 Aditya Eka Prawira Saat akan diberikan suntik vaksin meningitis, biasanya para petugas kesehatan akan menawarkan vaksin influenza pada calon jamaah Thu, 08 May 2014 15:05:11 +0700 Indonesia Siap Bantu Arab Saudi Bikin Vaksin Korona Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi optimis Indonesia bisa membuat vaksin korona seperti halnya vaksin flu burung Indonesia Siap Bantu Arab Saudi Bikin Vaksin Korona Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi optimis Indonesia bisa membuat vaksin korona seperti halnya vaksin flu burung http://health.liputan6.com/read/2047172/cara-tepat-hilangkan-kanker <p>Gaya hidup yang tidak sehat di kalangan masyarakat membuat jumlah penderita kanker diprediksi bakal terus meningkat. Menyadari itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tengah mengupayakan tindakan promotif demi mengurangi jumlah penderita penyakit tidak menular (PTM) itu.</p> <p>Demikian disampaikan Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Agus Purwadianto, dalam acara `Hilangkan Mitos Tentang Kanker` di Ruang Swabesi Gedung Sujudi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, Kamis (8/5/2014).</p> <p>"Kita tahu sebagian besar jenis kanker diakibatkan oleh perilaku. Infeksi menular seksual (IMS), kanker leher rahim, semua itu meningkat karena perilaku dari orang itu sendiri," katanya menjelaskan.</p> <p>Menurut Agus, tidak ada obat untuk mengatasi perilaku selain mengubah perilaku itu sendiri. Alasan itu yang membuat Kemkes benar-benar perhatian pada upaya promosi kesehatan demi mencegah meningkatnya kasus.</p> <p>"Akses-akses kesehatan, baik dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah disampaikan melalui media. Ini merupakan bentuk dari upaya promotif. Kalau dijalani serentak, akan sangat dahsyat efeknya untuk mengubah perilaku kita semua," kata dia menerangkan.</p> <p>Dalam upaya promotif itu, kata Agus, Kemkes tidak akan membahas mengenai risiko kanker. Tapi, bagaimana cara kita dalam menjaga serta memelihara kesehatan serta upaya mengubah pola hidup menjadi lebih baik dan menyehatkan.</p> Thu, 08 May 2014 12:50:45 +0700 2047172 Aditya Eka Prawira Sebagian besar kanker akibat perilaku dan gaya hidup kita. Tidak ada obat untuk mengatasinya Thu, 08 May 2014 17:05:16 +0700 Agus Purwadianto Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Agus Purwadianto Agus Purwadianto Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr. Agus Purwadianto http://health.liputan6.com/read/2047108/intip-proses-pengolahan-darah-di-pmi-jakarta-1 <p>Tak banyak yang tahu bahwa proses pengolahan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) begitu sulit dan memerlukan banyak waktu. Secara keseluruhan darah pendonor baru siap diberikan kepada seseorang itu butuh waktu sekitar 5 jam. <br /><br />Seperti disampaikan Kepala Seksi Pengolahan Darah Bidang Pengolahan dan Penyimpanan Darah Unit Donor Darah PMI Provinsi DKI Jakarta, Ana Udaningrum, proses pengerjaan darah memerlukan waktu untuk pemisahaan darah, pemeriksaan laboratorium hingga karantina darah.<br /><br />Dalam peringatan Hari Palang Merah Sedunia yang jatuh tepat hari ini 8 Mei 2014, <strong>Tim Health-Liputan6.com</strong> berkesempatan mengunjungi laboratorium komponen darah di Kantor Palang Merah Indonesia, Jl. Kramat Raya, Jakarta. Berikut penjelasan Ana :<br /><br /><strong>1. Darah dipisahkan berdasar golongannya</strong><br /><br />Bagi yang sudah pernah mendonorkan darah, mungkin Anda sudah paham benar alur pendonor. Mulai dari pendaftaran, pengisian formulir, cek hemoglobin dan pengambilan darah. Tapi setelah pengambilan darah, tahukah Anda kalau darah yang disumbangkan itu perlu menjalani proses penyaringan kembali sebelum nantinya diberikan pada pasien yang membutuhkan.</p> <p>&nbsp;</p> <p><img class="media-preview media-{$style-&gt;name}" src="http://cdn0.production.liputan6.com/medias/674083/big/PMI-1.jpg?t=1937416212" alt="" /><br /><br />Menurut Ana, saat pengambilan darah, darah akan dikelompokkan berdasarkan golongan dan rhesusnya. Secara umum, golongan darah dibedakan dengan A, B, AB, atau O serta dua jenis Rhesus positif (Rh+) dan Rhesus negatif (Rh-).<br /><br />Selain itu, setiap kantong darah juga diberi kode bermacam-macam untuk memudahkan petugas mencari kantong darah bermasalah. Misalnya ada tanda (X) untuk instansi tertentu atau (=) untuk sekolah. Tapi itu bukan aturan tetap, karena yang terpenting adalah kodenya. Jadi setiap hari kode ini bisa berubah.<br /><br /><strong>2. Pemisahan darah</strong><br /><br />Setelah kantung darah dipisahkan berdasarkan golongan, semua darah ini masuk laboratorium komponen darah. Di tempat inilah, tiap-tiap darah dipisahkan menjadi trombosit, sel darah merah, plasma, frozen plasma, serta anti hemofili.<br /><br />Mengapa darah mesti dipisahkan? Menurut Ana, darah pada tubuh manusia mengandung 55 persen plasma darah (cairan darah) dan 45 persen sel-sel darah (darah padat). Sedangkan jumlah darah yang ada pada tubuh kita sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter.</p> <p><img src="http://cdn0.production.liputan6.com/medias/674189/big/pemisahan+darah.jpg?t=207077619" alt="" /><br /><br />Ana menerangkan, dalam proses pemisahan darah, PMI menggunakan dua cara yaitu memakai alat otomatis dan manual. "Untuk kantung darah yang 450 ml biasanya menggunakan mesin otomatis tapi untuk kantung darah 350 ml menggunakan manual. Bedanya? untuk yang otomatis, saat proses pemisahan darah dengan plasma tak perlu ditunggu sedangkan yang manual harus ditunggu.<br /><br /><strong>3. Pelabelan</strong><br /><br />Setelah pemisahan darah selesai, semua kantung darah akan dilabeli khusus menggunakan <em>barcode</em> melalui sistem komputerisasi. Dalam proses ini, setiap kantung darah akan mulai dikelompokkan berdasarkan kode yang sudah disepakati.</p> <p>&nbsp;</p> <p><img src="http://cdn0.production.liputan6.com/medias/674190/big/pelabelan.jpg?t=413073428" alt="" /></p> <p><strong>4. Karantina</strong><br /><br />Sebelumnya, saat pengambilan darah dari pendonor, selain darah dimasukkan ke kantung darah, sebagian kecil darah dimasukkan ke dalam tabung kecil untuk sampel pemeriksaan penyakit. Kantung darah akan diolah di laboratorium komponen darah. Sedangkan sampel darah akan masuk uji saring terhadap (Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) seperti Hepatitis B (HBs Ag), Hepatitis C (Anti HCV), HIV (Anti HIV) dan sifilis (TPHA).</p> <p><img src="http://cdn0.production.liputan6.com/medias/674193/big/karantina.jpg?t=2058567809" alt="" /><br /><br />Nah sambil menunggu hasil uji IMLTD, semua kantung darah yang telah dilabeli akan masuk karantina. Karantina darah ini merupakan penyimpanan darah di ruang dingin khusus untuk menjamin darah tetap baik. <br /><br />"Darah dikarantina di kamar dingin khusus. Untuk menjaga darah tetap dalam kondisi yang baik, suhunya harus berada antara 2-6 derajat celsius. Sementara trombosit harus disimpan dalam suhu kamar antara 20-24 celcius," ujar Ana.<br /><br />Ana melanjutkan, meski di ruang dingin darah bisa bertahan tapi darah memiliki masa kadaluarsa sehingga tidak boleh disimpan terlalu lama."Untuk kantong yang bervolume 450 ml, masa kadaluarsa sel darah merah berusia 42 hari. Sedangkan darah yang berisi 350 ml, masa kadaluarsanya 14 hari. (/Abd)</p> Thu, 08 May 2014 12:03:03 +0700 2047108 Hari Palang Merah Sedunia Fitri Syarifah Tak banyak yang tahu bahwa proses pengolahan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) begitu sulit dan memerlukan banyak waktu. Thu, 08 May 2014 17:06:02 +0700 Donor Darah (Foto: Fitri Syarifah/Liputan6.com) Donor Darah (Foto: Fitri Syarifah/Liputan6.com) http://health.liputan6.com/read/2046853/jangan-sembarang-sebut-kasus-mers-cov-sebagai-endemi <p>Tidak mudah untuk dapat mengategorikan suatu wabah penyakit apakah tergolong epidemi, endemi, atau pandemi. Terutama untuk menyebut virus MERS-CoV, yang saat ini tengah menjadi topik hangat di berbagai media.<br /><br />Kepala Badan Litbangkes Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (M), DTM&amp;H, MARS&nbsp; menyayangkan, masih ada media yang menyebut kalau virus korona ini menjadi endemi yang berbahaya, menakutkan, dan mematikan. Menurut dia, belum bisa dikatakan dengan pasti, kalau MERS-CoV cocok disebut dengan endemi.<br /><br />"Meski begitu, MERS-CoV juga belum dapat dimasukkan ke dalam kriteria pandemik," kata Tjandra Yoga di Ruang Direksi Rumah Sakit Persahabatan, jakarta Timur, Rabu (7/5/2014)<br /><br />Untuk dapat menyebut suatu penyakit dengan pandemik, Indonesia harus merujuk pada Public Health Emergency of International Concern. <br /><br />Dalam kesempatan itu, pria yang juga anggota Emergency Committee WHO untuk MERS-CoV menerangkan, ada empat hal yang harus diperhatikan dengan benar, supaya penyakit dapat dikatakan endemi.<br /><br /><strong>1. Tergolong baru</strong><br /><br />Agar dapat dikatakan endemi, virus MERS-CoV haruslah benar-benar baru. Sedangkan saat ini, kata dia, virus yang diduga tertular dari unta itu tak dapat dibilang baru.<br /><br />"Virus MERS-CoV yang sekarang ini memang variannya tergolong baru. Tapi, apakah virus ini benar-benar baru, tidak 100 persen dapat dikatakan baru," kata Tjandra menambahkan.<br /><br /><strong>2. Berbahaya untuk manusia</strong><br /><br />Bisa jadi virus MERS-CoV ini dikatakan berbahaya untuk manusia. Dilihat dari fatalitasnya, membuat sekitar 30 persen orang meninggal dunia. <br /><br /><strong>3. Menular dari manusia ke manusia</strong><br /><br />Dapat dikatakan endemi bila virus MERS-CoV tertular dari manusia ke manusia. Tapi nyatanya, sampai detik ini, belum diketahui dengan pasti, apakah dari manusia ke manusia, atau dari hewan ke manusia.<br /><br /><strong>4. Menular dari manusia secara berlanjut</strong><br /><br />Tjandra Yoga menyebut istilah untuk tertular dari manusia ke manusia secara berlanjut disebut dengan sustain human to human transmission. Pada virus yang pertama kali heboh September 2012 ini, belum diketahui penyebabnya, dan penularannya pun belum bisa dikatakan sustain.<br /><br />Maka itu, belum dapat dikategorikan kalau virus MERS-CoV bersifat endemi. Tjandra Yoga mengingatkan, masyarakat harus mengetahui ini, tidak perlu panik, tapi harus tetap waspada.</p> Thu, 08 May 2014 11:00:00 +0700 2046853 Aditya Eka Prawira Untuk dapat menyebut suatu penyakit dengan pandemik, Indonesia harus merujuk pada Public Health Emergency of International Concern. Thu, 08 May 2014 12:05:08 +0700 Virus MERS-CoV Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (M), DTM&H, MARS Sayangkan Masih Ada Media yang Menyebut Kalau Virus Korona Ini Menjadi Endemi yang Berbahaya, Menakutkan, dan Mematikan. Virus MERS-CoV Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP (M), DTM&H, MARS Sayangkan Masih Ada Media yang Menyebut Kalau Virus Korona Ini Menjadi Endemi yang Berbahaya, Menakutkan, dan Mematikan.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions