TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan hari ini, 25 April sebagai Hari Malaria Sedunia. Tahun ini, WHO memanfaatkan momen ini untuk fokus pada investasi masa depan dalam rangka mengalahkan penyakit yang paling mematikan di planet ini.
"Kita harus memberdayakan masyarakat agar dapat melindungi diri mereka sendiri untuk mencegah penyakit ini. Pendanaan perlu ditingkatkan untuk keperluan diagnostik, obat-obatan, kelambu berinsektisida, dan penelitian serta respon obat yang cepat," kata Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara, seperti dilaporkan oleh Health India, Jumat 25 April 2014.
Berdasarkan data dari WHO, diperkirakan ada 200 juta kasus setiap tahun dengan sebagian besar tak pernah diuji atau terdaftar di lembaga kesehatan. Namun, sejak 2000, WHO memperkirakan sekitar 3,3 juta jiwa lebih telah diselamatkan melalui upaya global dalam mengendalikan dan menghilangkan penyakit ini.
"Kami butuh investasi untuk mengembangkan alat-alat baru untuk melakukan penelitian operasional demi mengatasi hambatan dalam program pengendalian malaria. Pengenalan vaksin baru adalah keputusan utama yang perlu dilakukan secara menyeluruh," kata Singh.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh gigitan nyamuk yang membawa parasit bernama plasmodium. Lewat gigitan nyamuk, parasit ini dapat menginfeksi sel-sel darah merah.
Gejala malaria biasanya ditandai dengan tubuh demam, menggigil, muntah, mual, sakit badan, sakit kepala, diare, dan batuk. Jika tidak diobati dapat mengakibatkan komplikasi seperti penyakit kuning, dehidrasi, anemia, malaria otak, gagal hati dan ginjal, bahkan kematian.
RINDU P HESTYA | HEALTH INDIA | IB TIMES
Berita Lain:
Jakarta Fashion Week 2015 Digelar November
PMI Surakarta Beri Layanan Cuci Darah Gratis
Widi Mulia Akan Bikin Buku Sendiri