TEMPO.CO, Jakarta - Profesi sebagai chef mengharuskan Bara Pattiradjawane, 50 tahun harus mencicipi berbagai varian makanan dan minuman.
Tapi ketika mencicipi makanan panas dan dingin, ia terganggu karena gigi yang ngilu saat mencicipi makanan. "Ekspresi saya jadi aneh saat mencicipi. Padahal ekspresi wajah penting ketika muncul di televisi. Sangat tidak menyenangkan ketika gigi ngilu," cerita Bara.
Ia juga sering mengadakan jamuan makan bersama teman-teman dekat dan klien. Soal ekspresi lagi-lagi jadi masalah ketika giginya terganggu karena merasa ngilu.
Soal gigi sensitif memang menjadi halangan bagi sebagian orang. Survei yang dilakukan IPSOS Tracking Study pada 2013 memperlihatkan prevalensi penderita gigi sensitif di Indonesia mencapai 43 persen. Artinya, 1 dari 2 orang Indonesia masih belum bisa menikmati makanan dan minuman karena rasa ngilu di gigi. (Baca: Penyebab Gigi Sensitif)
Menurut Jehezkiel Martua, Marketing GlaxoSmithKline Oral Health Care Expert, rasa ngilu pendek dan tajam yang dirasakan para penderita gigi sensitif seringkali datang tiba-tiba dan paling sering dipicu oleh makanan atau minuman dingin, panas, manis dan asam.
"Kondisi gigi sensitif karena terbukanya dentin dalam gigi akibat email menipis dan turunnya gisu. Rasa ngilu itu muncul karena dentin mempunyai saluran-saluran sangat kecil yang langsung berhubungan dengan syaraf gigi," kata Jehezkiel.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler:
Wasabi untuk Mengatasi Jerawat pada Wajah
Efek Tertawa Sama dengan Meditasi
Salmon dan Sushi di Resto Genki Sushi
Resto Genki Sushi, Sajikan Menu di Miniatur F1
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.