Sydney, Salah satu jenis diet yang kini populer adalah diet tinggi protein dan rendah karbohidrat. Diet tersebut digadang mampu mengenyahkan berat badan berlebih sehingga seseorang akan lebih ramping dan percaya diri. Tetapi, apakah diet semacam itu sehat untuk tubuh?
Menurut penelitian di University of Sydney's Charles Perkins Centre, diet tinggi protein dan rendah karbohidrat justru membuat tubuh menjadi kurang sehat di kemudian hari ketika usia semakin lanjut. Diet tersebut juga berisiko memicu kematian dini.
Tim peneliti tersebut telah melakukan penelitian selama tiga tahun dengan memodifikasi menu makan 900 tikus percobaan. Mereka membuat 25 jenis diet dengan mengubah proporsi protein, karbohidrat, dan lemak. Agar serupa dengan kebiasaan makan manusia, tikus-tikus tersebut diizinkan untuk makan sebanyak apa pun yang mereka mau.
Ternyata diet yang paling sehat justru diet rendah protein dan tinggi karbohidrat, bukan sebaliknya, yakni diet tinggi protein rendah karbohidrat.
"Diet paling sehat adalah diet dengan proporsi protein paling rendah yakni 5, 10, hingga 15 persen, tinggi karbohidrat yakni 60, 70, atau 75 persen, dan rendah lemak atau kurang dari 20 persen. Perpaduan itu menghasilkan energi paling tinggi," tutur David Le Couteur, profesor geriatri yang merupakan bagian dari tim peneliti.
Mengonsumsi hanya sedikit protein membuat hewan percobaan lebih sehat. Level gula darah mereka lebih baik, kadar kolesterol baik (LDL) lebih tinggi, lebih toleran terhadap gula, serta cenderung tidak mengalami diabetes.
Le Couteur dan timnya menemukan bahwa diet tinggi protein memang dapat menyebabkan bobot turun dan otot berkembang. Akan tetapi, diet tersebut dikaitkan dengan kesehatan yang lebih buruk, baik berupa tekanan darah, risiko diabetes, atau rentang usia. Data pada manusia menunjukkan hal serupa, mereka yang banyak mengonsumsi protein memiliki kesehatan yang lebih buruk.Next
(
vit/vit)