Jakarta, Pertolongan pertama bagi korban serangan jantung harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Bila pada korban tidak didapati napas dan denyut nadi, maka napas buatan dan pijat jantung harus dilakukan. Meski demikian, pijat jantung bukan hanya sekadar asal tekan jantung seperti yang biasa tampak di sinetron atau layar kaca.
Pijat jantung merupakan salah satu langkah dalam tindakan resusitasi jantung paru-paru (CPR). CPR sendiri merupakan tindakan pertolongan pertama pada orang yang mengalami henti napas atau henti jantung. Lantas bagaimana cara melakukan pijat jantung yang benar?
"Kalau yang di sinetron itu semuanya salah. Bagaimana seharusnya? Seharusnya tangan itu harus terkunci, kemudian tangan tidak boleh menekuk," jelas dr Godeliva Maria Silvia Merry, M.Si, dokter sekaligus pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Yogyakarta.
Selain tangan harus berada dalam posisi terkunci dan sendi pada siku harus lurus, pijatan juga harus dilakukan dengan upaya maksimal. Saat melakukan pijat jantung, kata dr Silvia, beban tubuh harus ditumpukan pada tubuh pasien.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah posisi dan tempat berbaring korban serangan jantung. Pasalnya, pijat jantung tidak akan bekerja jika pasien berbaring di tempat yang empuk atau lunak. Oleh karena itu, jika korban berada di tempat tidur, bagian punggung korban harus diberi papan atau benda keras.
"Posisi belakang pasien harus keras, jadi harus dialasi sesuatu. Kalau di kasur, diberi papan atau diberi sesuatu yang bisa menahan," terang dr Silvia dalam seminar bertajuk Beats for Future di UKDW, dan ditulis pada Selasa (15/4/2014).
Tindakan pijat jantung harus terus dilakukan sampai pertolongan datang. dr Silvia menuturkan bahwa satu siklus CPR terdiri dari tiga bagian, dan masing-masing bagian terdiri dari tiga puluh kali genjotan atau pijatan jantung dan dua kali napas buatan.
"Tiga puluh kali tekan dan dua kali napas sebanyak tiga kali, kemudian baru dicek. Jika denyut dan napas belum ada, lakukan lagi." Demikian pungkas dokter yang pernah mengalami serangan jantung pada tahun 2013 lalu.
(vta/vit)