Jakarta, Tak jarang media memberitakan kasus kriminal yang terjadi karena pelakunya dipengaruhi alkohol. Alkohol dianggap dapat mengubah perilaku seseorang menjadi agresif. Namun, benarkah setiap orang yang meneggak alkohol lantas menjadi agresif?
Hal tersebut tidak dibenarkan oleh peneliti dari Universitas Stanford, Dr Adrienne Heinz. Menurutnya keagresifan akibat konsumsi alkohol hanya terjadi pada sebagian kecil orang saja.
"Sangat sedikit orang yang menjadi agresif karena minum minuman beralkohol," ujar Heinz, peneliti yang memfokuskan diri pada penyalahgunaan psikotropika.
Pernyataan tersebut didukung oleh Dr David Caldicott, konsultan pengobatan gawat darurat di Rumah Sakit Calvary, Canberra. Dokter tersebut kerap melihat dampak tindak kekerasan yang diakibatkan konsumsi alkohol. Menurutnya, kepribadian adalah faktor yang membedakan antara pemabuk agresif dengan pemabuk lain.
"Saya rasa kenyataannya, jenis orang yang mudah tersulut emosi dan memukul orang lain (saat mabuk) adalah tipe orang yang mudah tersulut emosi dan memukul orang lain (ketika sadar)," ujarnya, seperti dikutip dari ABC Australia pada Selasa (8/4/2014).
Sebuah studi pada tahun 2011 mengenai alkohol dan perilaku agresif memperkuat pengamatan Caldicott. Dari studi itu, disimpulkan bahwa orang yang lekas marah, memiliki kontrol emosi yang buruk, dan memiliki lebih sedikit empati, cenderung lebih agresif ketika terdapat alkohol dalam sistem tubuh mereka.
Selain kepribadian, jenis kelamin juga memengaruhi keagresifan seseorang saat mabuk. Sebuah studi pada tahun 2009 telah membuktikannya. Dalam studi yang melibatkan 161 partisipan pria dan 265 partisipan wanita itu, disimpulkan bahwa pria lebih cenderung menjadi agresif saat mabuk. Alkohol meningkatkan keagresifan pria maupun wanita, tetapi efeknya lebih kuat pada pria.
(vit/up)