Liputan6.com, Jakarta Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dinilai efektif untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia. Hanya saja, jumlah pengguna MKJP menurun, sedangkan minat masyarakat untuk ber-KB masih tinggi.
"Beberapa masalah memang cukup mendasar. Seperti MKJP yang menurun, tapi keinginan untuk ber-KB masih tinggi terlebih bagi masyarakat yang tidak terjangkau," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,Sp.GK dalam acara High Level Seminar on the ICPD Beyond 2014 Review di Grand Melia, Jakarta, Selasa (1/4/2014)
Menurut Fasli, ada sembilan persen dari orang-orang yang mau ber-KB tapi tidak terjangkau. Andai saja sembilan persen ini dapat terjangkau oleh BKKBN, maka target MDGs 2015 dan RPJMN 2014 akan tercapai.
"Separuh dari sembilan persen itu terjangkau oleh pemerintah. Saya optimistis. Maka target seperti MDGs dan RPJMN ini akan tercapai dengan mudah," kata dia menambahkan.
Lebih lanjut Fasli mengatakan, orang-orang seperti inilah yang harus diafirmasi. Karena, orang-orang itu rentan untuk memastikan hak dan memperoleh layanan kontrasepsi.
(Melly Febrida)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.