Liputan6.com, Jakarta Berteriak dengan membentak anak-anak yang bertingkah nakal bukan menjadi solusi yang baik. Berteriak atau mengabaikan anak nakal hanya akan memperburuk perilakunya.
Tak hanya itu, memberikan hukuman yang berat juga memberikan efek samping. Demikian hasil sebuah laporan dari London School of Economics seperti dilansir Mailonline, Selasa (8/4/2014).
Sebuah penelitian terhadap 19 ribu anak menemukan, untuk memberikan hasil yang terbaik maka cara mengatasi anak dengan memberikan penalaran. Tapi, peneliti sulit menentukan salah satu pola asuh yang tepat karena ada faktor lain seperti kekayaan yang memengaruhinya.
Penelitian yang disajikan dalam konferensi tahunan Royal Economic Society menemukan, orangtua kaya mampu menyediakan makanan sehat dan waktu tidur yang terstruktur, yang berdampak positif pada perilaku anak.
"Kelas sosial-ekonomi yang lebih tinggi jelas menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi anak-anak mereka, dan sulit bagi peneliti untuk menentukan apa yang membuat perbedaan," begitu hasil penelitian.
Anak-anak dalam rumah tangga yang kurang mampu lebih dipengaruhi pola asuh ibunya dibanding keluarga yang kaya. Laporan penelitian yang dipimpin Dr Laure de Preux juga menemukan bahwa partisipasi dalam aktivitas fisik dari ibu meningkatkan kesehatan fisik tetapi merugikan kesehatan mental.
Para peneliti mengumpulkan data dari orangtua pada tahun pertama, ulang tahun ketiga, kelima dan ketujuh anaknya. Peneliti juga mewawancarai orang-orang lain dalam kehidupan anak, misalnya guru dan saudara kandung.
"Berteriak berlebihan, menghukum atau mengabaikan anak nakal meningkatkan masalah perilaku mereka," isi penelitian.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.