Assistant professor di Wake Forest Institute for Regenerative Medicine,Yuanyuan Zhang, M.D., Ph.D, demonstrasi implan prgan intim wanita (Reuters)
Liputan6.com, Jakarta Sebuah penelitian yang berlangsung empat tahun dan melibatkan empat pasien wanita yang organ intimnya tidak berfungsi kini bisa sembuh. Para ilmuwan mengembangkan implan organ intim yang hasilnya cukup memuaskan.
Seperti ditulis Independent, Sabtu (12/4/2014) prosedur ini sebenarnya telah yang dilakukan antara tahun 2005 dan 2008. Namun baru dipublikasikan dalam jurnal medis The Lancet belum lama ini.
Penelitian implan organ intim ini dianggap berhasil sekarang karena telah keempat pasien wanita berusia 13-18 tahun yang memiliki kelainan, kini aktif secara seksual tanpa rasa tidak nyaman.
"Semua pasien didiagnosis penyakit langka sindrom Mayer Rokitansky Kuster Hauser (MRKH). Wanita dengan MHRK lahir tanpa vagina, leher rahim, atau rahim. Penyakit ini memengaruhi satu dari setiap 5.000 wanita," ujar peneliti.
Menurut peneliti, sejauh ini implan organ intim telah diuji coba oleh tim ilmuwan di Amerika Serikat dan Meksiko, yang dipimpin oleh Professor Anthony Atala dari Wake School of Medicine.
"Prosedurnya, mereka menjalani biopsi untuk menghilangkan jaringan dari vulva yang diteliti di laboratorium. jaringan atau sel-sel tersebut kemudian ditempatkan pada biodegradable dan dibentuk organ intim serta dijahit tangan khusus untuk pasien," kata Professor Anthony.
Setelah itu, Professor Anthony menjelaskan, keempat wanita melakukan pembedahan dengan membedah saraf dan pembuluh darah sehingga membentuk jaringan sehingga organ intim baru untuk dapat menjadi organ permanen.
Delapan tahun kemudian, pasien melaporkan fungsi seksual yang normal dan tidak ada rasa sakit meskipun tidak dapat hamil. Namun, dengan pengobatan IVF, perempuan dapat kembali hamil.
"Teknik ini adalah pilihan yang layak untuk rekonstruksi organ intim karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan metode rekonstruksi saat ini," jelas Professor Anthony.
Di sisi lain, para ilmuwan di Swiss juga ternyata telah menggunakan teknik yang sama dalam merekonstruksi hidung dari lima pasien, menggunakan sel dari septum hidung. Teknik ini dapat digunakan untuk mengobati orang-orang yang memiliki bagian hidungnya rusak seperti misalnya mencegah kanker kulit non-melanoma, yang biasanya terjadi pada kulit hidung.
(Abd)