Liputan6.com, Jakarta Para peneliti di Universitas Rockefeller, AS menemukan bahwa hidung manusia dapat mendeteksi satu triliun bau yang berbeda. Jumlah ini bahkan jauh lebih banyak daripada yang kita pikir sebelumnya.
Melansir laman BBC, Jumat (4/4/2014) perkiraan baru yang diterbitkan dalam Sains ini cukup mengejutkan peneliti karena jumlah rangsangan hidung ternyata melebihi mata dan telinga.
"Mata manusia bisa melihat hingga 10 juta warna, sedangkan telinga dapat mendengar hampir setengah juta ton suara. Sedangkan hidung, sampai sekarang diyakini hanya bisa mendeteksi sekitar 10.000 bau yang berbeda. Padahal ada lebih 1 triliun bau berbeda yang bisa dikenali," tulis peneliti.
Peneliti menyampaikan, awalnya Ia heran karena ada yang membedakan koktail dari 128 molekul bau yang mewakili berbagai macam bau jeruk. Molekul-molekul itu dicampur secara acak dalam kelompok 10, 20 atau 30 untuk membuat bau asing.
Kemudian 26 orang diminta untuk mengidentifikasi aroma dari tiga sampel. Dua bau yang sama dan satu berbeda. Berdasarkan hasil ini, para peneliti menggunakan teori untuk meramalkan berapa banyak aroma yang berbeda rata-rata orang dapat membedakan campuran yang bisa dibuat dari 128 molekul.
Peneliti memperkirakan bahwa rata-rata orang dapat membedakan setidaknya satu triliun bau yang berbeda dengan menggunakan hidungnya, jauh lebih banyak daripada yang dapat dideteksi oleh mata atau telinga.
"Saya tidak peduli berapa banyak hidung bisa mencium bau. Tapi kekuatan indera penciuman manusia tidak boleh dianggap remeh," kata Profesor Biologi eksperimental di University of Oxford, Prof Charles Spence.
(Abd)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.