Jakarta, Kusta bisa ditularkan melalui udara, tetesan air hidung, atau mulut selama berada dekat dengan orang yang mengalami kusta dan sering kontak dengan kasus-kasus infeksi yang tak diobati. Meskipun begitu, kusta termasuk salah satu penyakit yang paling sedikit menular dibandingkan penyakit menular lainnya.
Lebih dari 85 persen dari kasus kusta termasuk tidak menular dan tidak menyebarkan penyakit. Sementara lebih dari 99 persen orang justru sebenarnya memiliki kekebalan atau daya tahan alami terhadap penyakit kusta. Selain itu, fakta lain yang perlu diluruskan adalah bahwa kusta bukanlah penyakit turunan.
"Kusta merupakan penyakit menular yang sulit menular. Hal ini dikarenakan masa inkubasinya terbilang lama, yaitu 2-5 tahun untuk bisa terserang kusta. Selain itu, dari 100 orang yang terpapar virus kusta, 95 orang kebal, 3 orang sembuh sendiri dan 2 orang yang butuh pengobatan," terang Menteri Kesehatan RI, dr Nafsiah Mboi, SpA, MPH.
Demikian disampaikan Nafsiah saat membuka acara jalan santai menyambut perayaan Hari Kusta Sedunia yang diadakan di kawasan Tugu Monas, Jakarta, Minggu (30/3/2014).
"Sementara untuk tantangan terbesarnya ialah tingginya stigma dan diskriminasi terhadap pengidap kusta. Mereka yang sudah cacat akan sangat tergantung secara fisik dan finansial kepada orang lain dan akhirnya berdampak pada kemiskinan," lanjut Nafsiah.
Oleh sebab itu, dukungan seluruh lapisan masyarakat termasuk organisasi kemasyarakatan maupun keagamaan sangat diharapkan dalam menyikapi masalah sosial ekonomi yang muncul akibat kecacatan pada OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta).
Indonesia merupakan penyumbang kasus baru kusta nomor 3 terbesar di dunia, setelah India dan Brasil. Di tahun 2012 dilaporkan ada 18.994 kasus kusta baru di Indonesia dan 2.131 pasien (11,2 persen) diantaranya ditemukan sudah pada cacat tingkat 2, yaitu cacat yang terlihat. Dari jumlah tersebut, sekitar 2.191 pasien (11,5 persen) di antaranya adalah anak-anak.
(ajg/vta)