Jakarta, Sebagian besar perokok tahu bahaya yang ditimbulkan oleh rokok yang dihisapnya. Namun coba saja minta mereka untuk berhenti merokok, sebagian besar pasti mengatakan pernah mencobanya namun gagal. Nah, pengacara Todung Mulya Lubis punya trik jitu untuk berhenti merokok. Apa itu?
Pengacara kondang ini mengatakan bahwa dirinya termasuk perokok berat, namun berhenti setelah menikah. Alasannya sederhana, yaitu bosan dimarahi oleh istri.
"Istri saya kebetulan dokter gigi. Jadinya dia marah terus ketika saya minta membersihkan karang gigi, soalnya gigi saya kotor dan banyak karangnya, ha ha ha," kenang Todung sambil tertawa ketika ditemui detikHealth usai temu media Merokok: Kejahatan yang Dilindungi Negara di sekretariat PB IDI, Jl GSSY Sam Ratulangie, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/3/2014).
Pria kelahiran Muara Botung, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, ini mengatakan bahwa ia sudah berhenti merokok sejak tahun 1984, atau sekitar 20 tahun lalu. Padahal dahulu ia termasuk perokok berat yang dapat menghabiskan 3 bungkus rokok sehari.
"Dari SMA saya merokoknya. Dulu bisa habis 3 bungkus sehari dengan 3 merk rokok yang berbeda. Sekarang sudah tidak pernah," sambung Todung lagi.
Kebijakan tidak merokok tersebut juga diberlakukannya di rumah. Todung mengatakan bahwa anak pertamanya adalah seorang perokok. Akan tetapi ia melarang anaknya untuk merokok di rumah, baik di dalam rumah maupun di halaman.
"Di kamarnya juga tidak boleh. Bahkan kalau ada teman-temannya datang juga tidak boleh merokok di rumah. Kalau di luar rumah saya nggak tahu, ha ha ha," ucap Todung yang diiringi tawa.
Merokok dikatakannya hanyalah kegiatan yang menyianyiakan uang. Data yang dikeluarkan oleh Global Adult Tobacco Survey (GATS) mengatakan bahwa Indonesia ada di peringkat 3 negara dengan perokok terbanyak di dunia dengan jumlah perokok lebih dari 60 juta orang.
"Harga satu bungkus rokok jika di rata-rata Rp 13.000. Kalikan saja 60 juta. Kalau satu orang satu bungkus perhari kan buang-buang uang Rp 780 milyar per hari lho," terang anggota Dewan Penasihat Komnas Pengendalian Tembakau tersebut.
"Makanya, cari istri yang galak dan kalau bisa dokter gigi, supaya bisa berhenti merokok, ha ha ha," pungkasnya.
(vit/vit)