Liputan6.com, Jakarta Setiap tahun, pengidap Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) terus menunjukkan peningkatan.
Di delapan provinsi, persisnya di 79 daerah dimana epidemi AIDS sedang meluas, yaitu Papua, Papua Barat, Sumatera Utara, Jawa Timur, Jakarta, Kepulauan Riau, Jawa Barat, serta Jawa Tengah.
"Program penanggulangan AIDS menekankan pencegahan melalui perubahan perilaku serta melengkapi dengan layanan pengobatan dan perawatan, " kata Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri dalam kunjungan kerja di Kecamatan Bojong, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (19/3/2014).
Dari 220 juta penduduk Indonesia, 170.000 hingga 210.000 mengidap HIV/AIDS. Perkiraan prevalensi keseluruhan adalah 0,1 persen di Indoensia dengan pengecualian Papua. Dimana angka epidemik diperkirakan mencapai 2,4 persen dengan cara penularan utamanya melalui hubungan seksual tidak menggunakan pelindung.
"Kasus kematian akibat AIDS diperkirakan 5.500 jiwa. Epidemi terutama terkonsentrasi di kalangan pengguna obat terlarang melalui jarum suntik dan pasangan intimnya, orang berkecimpung di dunia prostitusi serta pria penyuka sesama jenis, "ujarnya.
Data per 30 Juni 2007 menyebutkan, 42 persen dari kasus AIDS ditularkan melalui hubungan heteroseksual dan 53 persen dari penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Hingga akhir tahun lalu, pengidap berjumlah HIV 127.416 dan AIDS 52.348.
Kementerian Sosial melakukan rehabilitasi sosial berbasis masyarakat bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) potensial, kerja sama dengan 25 Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) di seluruh Indonesia.
Upaya diwujudkan dengan pemberian dan pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu nutrisi dan obat-obatan bagi ODHA non potensial di 16 provinsi. Pencegahan bagi masyarakat rentan bersama Duta pencegahan HIV Dona Arsinta presenter salah satu stasiun televisi, serta rehabilitasi sosial bagi ODHA di Rumah Perlindungan Sosial (RPS) ODHA Sukabumi dengan target maksmimal 25 orang per tahun.
Melalui Direktorat Lanjut Usia, Mensos memberikan paket bantuan, berupa bedah rumah lansia 10 Unit Rp 100 juta, kebutuhan lansia 50 Orang Rp 7,5 juta, asistensi sosial lanjut usia telantar di Kecamatan Bojong Genteng 30 Orang Rp 72 juta.
Bantuan dari Direktorat ODK, berupa Kebutuhan ODK 50 Orang Total Rp 5 juta, Asistensi Sosial ODK Berat 94 Orang Rp 338.400.000. Bantuan dari Direktorat NAPZA, berupa Operasional Untuk Yayasan Al - Karomah Rp 20 juta, UEP untuk 5 Orang Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Rehab Rp 50 juta. Bantuan dari Direktorat Kessos Anak, berupa Kebutuhan Dasar Anak 673 Anak Rp 673 juta.
Paket bantuan dari Direktorat RSTS, berupa Pengembangan Usaha untuk 10 Orang di RPSODHA Rp 50 juta. Dari Direktorat Jaminan Sosial bantuan program keluarga harapan di Kabupaten Sukabumi disediakan untuk 12.431 KK Total Rp. 7.132.050.000.
Bantuan dari Direktorat KTKPM, berupa UEP korban tindak kekerasan dan pekerja migran untuk 80 Orang Rp 240 juta. Total bantuan dari Kementerian Sosial Rp 8.687.950.000.
"Paket bantuan dari Kemensos, diharapkan menjadi cambuk bagi pemda untuk terus bekerja agar masyarakat di wilayahnya bisa lebih sejahtera," tandasnya.
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.