TEMPO.CO, London-- Anak-anak yang lahir pertama atau sulung dalam keluarga ternyata lebih cenderung lebih gemuk tujuh kilogram dan mempunyai indeks massa tubuh yang lebih besar dibandingkan anak kedua atau berikutnya. Hasil temuan ini diperoleh dari sebuah studi yang dilakukan terhadap pria berusia pertengahan yang tinggal di Selandia Baru.
Selain itu, sambung riset yang dikutip oleh situs BBC edisi 6 Februari 2014 ini, diketahui bahwa anak pertama lebih resisten terhadap insulin yang akan menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari. Para ilmuwan menambahkan bahwa urutan lahir juga kemungkinan berpengaruh pada risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan diabetes tipe 2.
Meski demikian, para ilmuwan tersebut mengatakan bahwa diperlukan penelitian dalam skala yang lebih besar sehingga bisa mengevaluasi hasil tersebut secara lebih mendetail. Selama ini, ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa urutan kelahiran kemungkinan berpengaruh pada kandungan lemak dalam tubuh dan metabolisme, mulai dari masih kanak-kanak hingga berusia remaja. Namun, dampaknya terhadap kehidupan di usia pertengahan belum diketahui.
Prof Wayne Cutfield dan rekan-rekannya di University of Auckland meneliti 50 orang yang kelebihan berat badan dan berusia 40 hingga 50 tahun. "Pria yang lahir sebagai anak sulung cenderung lebih berat dan mempunyai sensitivitas insulin yang lebih rendah dibandingkan anak berikutnya," kata mereka dalam jurnal Scientific Reports. Selain itu, anak-anak sulung ini kemungkinan mengalami risiko yang lebih besar atas masalah metabolisme dan penyakit kardiovaskuler.
"Menjadi anak sulung adalah salah satu faktor, tetapi tidak berarti bahwa pria yang menjadi anak sulung akan mengalami obesitas atau mengidap diabetes, menjadi anak sulung hanya mengalami risiko yang lebih tinggi," ujar Prof Cutfield. Ditambahkannya bahwa riset ini perlu diulang pada sepasang saudara kandung dengan lebih banyak subjek penelitian.
Sementara itu, Christopher Allen, perawat senior di British Heart Foundation, mengatakan bahwa kelebihan berat badan bukanlah hanya meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler tetapi juga mempengaruhi sensitivitas tubuh terhadap insulin.
"Dengan memiliki sensitivitas insulin yang lebih rendah, hal ini meningkatkan risiko Anda mengalami diabetes tipe 2. Karena itu penting untuk mengetahui ke mana perginya lemak di tubuh Anda," kata Allen. "Orang yang membawa lebih banyak lemak di bagian tengah tubuhnya akan lebih cenderung mengalami resistensi insulin di dalam tubuhnya," lanjut dia.
BBC I ARBAIYAH SATRIANI
Baca juga:
Yoghurt dan Keju Turunkan Risiko Diabetes
Apa Saja Persyaratan Sebelum Mancungkan Hidung
Plank, Biar Bisa Bugar Tanpa ke Gym
Jangan Paksa Balita Anda Makan Banyak
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.