TEMPO.CO, Jakarta - Abu vulkanik Gunung Kelud sudah menyebar ke berbagai daerah. Tidak hanya di daerah Jawa Timur, melainkan pula ke Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Paru Persahabatan, Mukhtar Ikhsan SpP(MARS) mengatakan, sebaiknya warga melindungi saluran pernafasan dengan tidak terlalu sering keluar rumah. Seandainya harus keluar rumah, sebaiknya menggunakan masker.
"Abu vulkanik itu partikel yang sangat kecil dan bila terhirup akan mudah sekali masuk ke dalam paru - paru, ini tentunya dapat menimbulkan penyakit," kata Dokter Mukhtar Ihsan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat, 14 Februari 2014. Karena itu, menurut Mukhtar, masyarakat juga harus pandai - pandai memilih masker yang tepat untuk digunakan dalam menangkal debu vulkanik.
Beberapa tipe masker yang dianjurkan Ketua Komite Etik dan Hukum RSUP Persahabatan ini antara lain harus memiliki kriteria fungsi saring yang baik. Terdapat dua jenis masker yang dieal digunakan dalam menghadapi debu vulkanik. Pertama adalah masker kain medik berwarna hijau muda yang bisa diperoleh di apotik atau distributor alat kesehatan. Kedua, adalah masker N95 atau masker yang permukaannya berbentuk bulat, berwarna putih, dengan tali pengikat berwarna kuning. Tidak hanya dapat menangkal partikel debu, masker N95 juga dapat menangkal gas dan uap.
Jenis masker seperti N95 (versi Amerika) atau juga dikenal dengan nama P2 (Versi Eropa) adalah masker yang sudah melewati jenis pengujian personal protective equipment (PPE) serta HCW's atau proses pengujian paparan partikel Aerosol. Masker ini dapat menyaring partikel yang sangat kecil, hingga di ukuran 0,3 milimeter particles. Masker ini dapat bekerja dengan efektif apabila pemasangannya juga benar, yaitu menutupi mulut dan hidung dengan sempurna, serta tidak ada jarak antara wajah dan masker.
Bila masker medis dan N95 tidak mudah didapatkan di daerah bencana, menurut Mukhtar, warga dapat menggunakan saputangan atau kain penutup lainnya. Sebelum digunakan, kain pelindung pernafasan ini sebaiknya dibasahkan dengan dicelupkan ke air terlebih dulu. "Tapi biasanya malah jadi sesak nafas, kalau susah nafas, pakai yang kering saja," kata Mukhtar. (Simak perkembangan terkini #Gunung Kelud)
CHETA NILAWATY | HEALTH.QLD.GOV.AU
Terkait:
Kelud Meletus, Maskapai Australia Menunda Terbang
Sosok Mbah Rono, Kepala Badan Geologi yang Baru
Abu Vulkanik Lapisi Rel, Kereta Tiba Terlambat
Pengungsi Gunung Kelud Tersebar di 172 Titik
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.