PENYAKIT ginjal menjadi ancaman tersendiri di dunia dan tiap tahun prevalensinya terus meningkat. Lantas, bagaimana tindakan pencegahannya?
Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Dharmeizar, SpPD-KGH mengatakan bahwa tindakan pencegahan lebih penting daripada pengobatan. Seperti kita ketahui, dalam penyakit ginjal terdapat lima tahapan dan harus dicegah masuk pada stadium satu.
"Tujuan dari tindakan pencegahan ini adalah mencegah terjadinya penyakit ginjal kronik, serta memperlambat atau menghindari timbulnya penyakit ginjal kronik tahap akhir," jelasnya pada acara bertema "RSCM Sukses Lakukan 100 Transplantasi Ginjal dengan Teknik Laparoskopi dalam 2 Tahun" di RSCM Kencana, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Februari 2014.
Lebih lanjut, dr. Dharmeizar menjelaskan bahwa tindakan pencegahan pertama yang dilakukan dengan deteksi awal. Di antaranya bisa dengan memeriksa tekanan darah, terutama bila berusia di atas 50 tahun. Selain itu, deteksi awal penyakit ginjal kronik dapat dilakukan dengan tes carik celup atau microalbuminur jika mempunyai penyakit diabetes.
"Lalu, harus seberapa seringkah tes tersebut dilakukan? Tes dilakukan setiap 12 bulan. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan urin lengkap di laboratorium, kemudian pemeriksaan ureum dan kreatinin, gula darah, dan kolesterol," jelasnya.
Sementara dr. Dharmeizar menganjurkan untuk melakukan hidup sehat dengan mengonsumsi makanan rendah lemak, membatasi asupan garam, minum air putih minimal 2 liter. Selain itu, rutin berolahraga dan menghindari kondisi obesitas juga mengurangi risiko dan mencegah terkena penyakit ginjal. (tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.