Posted: 22/02/2014 15:00
(Antara/Dhoni Setiawan)
Liputan6.com, Bengkulu : Kisruh tentang mekanisme tranfusi darah di RSUD M Yunus Bengkulu rupanya merembet ke permasalahan lain. Yaitu keterbatasan obat dan lensa pasien yang melakukan operasi katarak.
Berita Terkait
Para pasien BPJS yang dioperasi mata untuk mengangkat katarak di bola matanya harus membeli lensa tersebut dan beberapa jenis obat dengan biaya sendiri.
"Kami menerima permintaan klaim pembelian Intra Okuler Lens (IOL) dari pasien yang membeli sendiri. Padahal uang untuk itu sudah include dengan klaim biaya operasi sesuai ddengan INACBG sebesar Rp9 juta untuk satu kali operasi katarak," jelas koordinator BPJS RSUD M Yunus Drg Jahrotin.
Selain ketidaktersediaan lensa IOL, RSUD M Yunus juga tidak menyediakan beberapa jenis obat termasuk obat tetes mata dan benang jahit operasi.
"Dalam aturan, semua obat disiapkan pihak rumah sakit dan kami membayar sesuai dengan topup biaya tindakan. Padahal klaim tagihan BPJS rumah sakit ini pada bulan Januari 2014 saja sudah mencapai Rp4,5 miliar," lanjutnya.
Ketika dikonfirmasi, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD M Yunus Dr Syafriadi mengakui memang pihaknya tidak mampu menyediakan Lensa IOL dan beberapa jenis obat tersebut karena keterbatasan dana.
"Item klaim pembelian IOL kami tidak tahu. Yang jelas klaim kami satu paket tindakan operasi dan obat. Kami pun terpaksa membeli obat dengan harga regular sebab belum ada kesimpulan untuk membeli obat murah, jika dipaksakan kami akan bangkrut," tegas Syafriadi.
Menurut dia, anggaran yang disiapkan oleh BPJS masih kurang dan harus ditinjau kembali. Memang ada beberapa unit tagihan yang dinaikkan, namun beberapa item tagihan justru sangat rendah.
Berita Rekomendasi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.