Pages

Kamis, 13 Februari 2014

Liputan6 - RSS 0.92
Liputan6.com merupakan situs berita aktual, tajam, terpercaya yang dimiliki SCTV 
Shop the Official Crayola Store

Find art supplies for outdoor play, coloring books for indoor play and lots more. Visit our colorful online store today.
From our sponsors
20 Tahun Lagi, Penderita Kanker Capai 25 Juta
Feb 12th 2014, 18:38

Posted: 12/02/2014 20:30

20 Tahun Lagi, Penderita Kanker Capai 25 Juta

Ilustrasi (bbc.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta : Data terbaru dari World Cancer Report 2014, menyebutkan, kanker merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia. Jumlah ini diprediksi akan meningkat 75 persen tahun ini dan mencapai 25 juta kasus, 20 tahun ke depan.

Berita Terkait

Demikian disampaikan oleh Direktur Utama RS Kanker Dharmais, dr. Sonar Soni Panigoro, SpBOnk, M.Epid saat temu media peringatan World Cander Day 2014 di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Rabu (12/2/2014).

"Angka kematian ini diprediksi akan jauh lebih tinggi dalam beberapa tahun mengingat laporan dari badan PBB International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2014 bahwa kasus kanker akan meningkat 75 persen dan mencapai 25 juta kasus dalam 20 tahun ke depan," kata Soni.

Sayangnya, Soni melanjutkan, tingginya angka kematian akibat kanker di Indonesia tidak membuat kanker menjadi penyakit yang banyak mendapat perhatian seperti halnya penyakit HIV/AIDS. "Kematian akibat HIV/AIDS lebih kecil 0,3 persen dibandingkan kanker 5,7 persen".

"Angka kematian yang tinggi di Indonesia disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gejala kanker dan kekurangan biaya pengobatan. Sehingga banyak kasus kanker sudah masuk stadium lanjut," jelasnya.

Selain itu, menurut Soni, ada banyak mitos seputar kanker yang memperlambat masyarakat mencari pengobatan. "Mulai dari mitos bahwa kanker adalah penyakit kutukan sampai mitos bahwa kanker tidak dapat disembuhkan secara medis".

"Mitos ini menghambat penderita kanker untuk segera mencari pengobatan kanker. Kondisi ini diperburuk dengan bebasnya informasi pengobatan alternatif. Akibatnya, penderita kanker menghabiskan waktu dan biaya yang besar untuk pengobatan alternatif. Akhirnya, saat pengobatan itu gagal, mereka baru datang ke pihak medis sudah dalam kondisi lanjut," jelasnya.

(Fit/Abd)

Berita Rekomendasi

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions