Jakarta, Pengobatan kanker dikenal mahal sehingga banyak orang tidak sanggup menanggungnya. Banyak yang berharap pengobatan kanker bisa semurah mungkin karena kanker bisa menyerang siapa saja, termasuk kalangan tidak berpunya. Bisakah?
"Bisa, tapi ada syaratnya," kata dr Czeresna Heriawan Soejono, SpPD, Direktur Utama RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dalam temu media 'Debunk The Myths' menyambut World Cancer Day 2014 di Departemen Radioterapi RSCM, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (3/1/2014).
Menurut dr Heriawan, salah satu syarat agar pengobatan kanker tidak mahal adalah membongkar mitos-mitos seputar kanker. Termasuk di antaranya bahwa kanker tabu untuk dibicarakan. Selama kanker masih dianggap tabu, maka pencegahan akan sulit dilakukan.
"Nggak boleh diumpetin. Orang harus mau diperiksa. Harus mau melanjutkan pengobatan," tambah dr Heriawan.
Mitos lain yang harus diluruskan adalah bahwa kanker merupakan takdir yang tidak bisa dihindari. Faktanya, sebagian besar kanker bisa dicegah hanya dengan memperbaiki gaya hidup. Artinya, mencegah kanker jauh lebih murah dibandingkan dengan pengobatannya.
"Kalau mau murah, harus mau deteksi dini. Mau check-up, mau hidup sehat, dan harus berani berhenti merokok," pesan dr Heriawan.
Bila pencegahan bisa dilakukan, maka biaya pengobatan kanker yang begitu mahal bisa dihindari. Kalaupun terlanjur diserang kanker, deteksi dini akan menekan pengeluaran karena pengobatan yang dibutuhkan tentu tidak sebanyak saat kanker sudah terlanjur parah.
"Kalau sudah terlanjur, memang harus ke rumah sakit. Makanya, dukung JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)," tandas dr Heriawan.
(up/vit)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.