Jakarta, Hampir 40 orang laki-laki di Inggris mendapatkan ganti rugi dalam 2 tahun terakhir. Mereka menggugat dokter dan rumah sakit yang terlanjur mengoperasi testisnya, namun setelah dikaji lagi ternyata tindakan itu tidak diperlukan.
Pada sebagian besar kasus, dokter mengoperasi testis dengan alasan sakit parah. Penyakit itu, menurut para dokter bisa dicegah seandainya penyakitnya tersebut terdeteksi lebih dini. Artinya, saat dioperasi sudah tidak ada pilihan lain.
Dalam salah satu kasus yang dinilai mengerikan, dokter mengoperasi testis yang salah. Begitu menyadari kesalahan tersebut, sang dokter kembali mengoperasi testis yang satunya lagi. Akhirnya pasien sama sekali tidak memiliki testis, dan tentunya mandul.
Salah seorang pasien yang tidak disebutkan namanya mengaku dirugikan setelah testisnya dioperasi di Salisbury District Hospital. Hanya 40 menit setelah operasi, tim dokter menyadari ada kesalahan. Testis yang sudah diangkat segera dibekukan, lalu buru-buru dipasang lagi.
"Saya pikir saya tidak mungkin punya anak lagi. Saya mengalami stres dan tekanan yang luar biasa," kata si pasien.
National Health Service (NHS) membayar rata-rata 20 ribu poundsterling (sekitar Rp 394 juta) setiap kali mengakui kesalahan yang menyebabkan monochrid (istilah untuk laki-laki yang hanya punya 1 testis). Namun ganti rugi bisa pula mencapai 70 ribu poundsterling (sekitar Rp 1,3 miliar) jika pasien sampai mandul.
Kadang-kadang, ganti rugi sebesar itu sudah mencakup biaya operasi plastik untuk memasang testis palsu.
(up/vit)