Jakarta, Mata merah bisa terjadi pada banyak orang dan kemungkinan besar dianggap sebagai masalah sepele. Tapi jangan salah, jika Anda mengalami mata memerah pasca operasi mata, bisa jadi anda mengalami infeksi pasca operasi.
Post-operative endophthalmitis atau infeksi pasca operasi berisiko terjadi setelah dilakukan tindakan pembedahan yang menembus mata bagian dalam (intraokular). Endophthalmitis sendiri merupakan infeksi mikroba berupa peradangan berat di semua jaringan intraokular yang mengenai dua dinding bola mata yaitu retina dan koroid.
"Infeksi ini biasanya disertai kemerahan pada konjungtiva, disertai rasa sakit luar biasa dan berisiko menyebabkan kebutaan. Perlu ditekankan bahwa endophthalmotos berbeda dengan infeksi yang hanya terjadi di bagian luar mata," papar dr. Darwan M. Purba, SpM selaku Presiden Direktur Jakarta Eye Center Korporat.
Infeksi di bagian luar mata misalnya mata merah atau ada selaput penghalang pandangan yang mudah diobati dengan obat tetes atau salep. Hal itu disampaikan dr Purba pada acara 'Jakarta Eye Center International Meeting (JECIM) 2014' di The Ritz Carlton, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (16/2/2014).
"Infeksi pada bagian mata bagian dalam seperti endophthalmitis ini bersifat emergency. Kalau telat ditangani bisa mengakibatkan kerusakan permanen karena di mata itu isinya nanah sehingga mata bisa jadi putih," imbuh dr Purba.
Pada seluruh tindakan operasi mata kejadian infeksi ini sebesar 70 persen. Sedangkan, endophthalmitis. 90 persen muncul pada operasi katarak. Data WHO tahun 2012 menemukan katarak sebagai kontributor 33 persen dari 39 juta kasus kebutaan di dunia. Di Indonesia, katarak menjadi penyebab 70 persen kebuataan dari 3,6 kasus yang terjadi.
dr Purba menambahkan, perkumpulan ahli bedah katarak di Eropa masih bisa mentolerir kejadian infeksi sebesar 0,01-0,5% bahkan sampai 5% masih dianggap kejadian yang wajar. Berarti kasus infeksi yang terjadi pada 1 atau 5 dari 1.000 pasien masih berada di ambang normal.
"Tapi di Indonesia, kita udah mencapai 0% infeksi makanya bukannya kami sombong, tapi kami tetap berharap untuk tetap meningkatkan kinerja kami demi menurunkan angka kebutaan akibat katarak di Indonesia," kata dr Purba dengan mantap.
Hal itu dikatakan dr Purba sebab sejak dua tahun terakhir, JEC melakukan 10.069 operasi dan 5.455 di antaranya adalah operasi katarak. Hasilnya, pasca operasi tidak ada kasus infeksi. Untuk menekan angka infeksi ini, JEC menawarkan pembedahan dengan Bladeless Femtosecond Laser Cataract Surgery.
"Proses operasinya hanya membutuhkan waktu 20 menit, pemulihan lebih cepat meskipun biayanya bisa dua kali operasi katarak biasa," jelas dr Purba.
(rdn/vit)