Jakarta, Pada saat ini, status Gunung Kelud sudah diturunkan menjadi siaga. Namun debu vulkanik akibat letusan masih menjadi ancaman di berbagai wilayah terdampak. Untuk itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta para korban erupsi untuk tetap waspada dan memperhatikan kesehatan.
Status Gunung Kelud memang sudah diturunkan, namun belum ada keputusan resmi kapan para pengungsi yang ada diperbolehkan untuk pulang. Walaupun demikian, sudah mulai banyak pengungsi yang pulang ke rumah mereka masing-masing tanpa mengindahkan bahaya yang masih mengancam untuk terjadi.
"Yang masih perlu diwaspadai adalah debu vulkanik dan potensi terjadi banjir bandang. Hujan sudah mulai turun dan membantu membersihkan debu, tapi harus waspada terjadinya kecelakan lalu lintas," papar dr M Iqbal El Mubarok, anggota Komite Penanggulangan Bencana (KPB) PB IDI, dalam acara temu media di Sekretariat PB IDI, Jl Samratulangi 29, Jakarta, Senin (24/2/2014).
dr Iqbal meminta warga agar tetap menggunakan masker meski debu vulkanik sudah mulai berkurang. Menurutnya, kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker masih dinilai minim akibat kurangnya edukasi dan informasi.
"Dampak debu vulkanik tidak hanya sekarang, tapi jauh ke depan. Karena debu vulkanik ini kita tahu juga mengandung sianida, silika, yang dampaknya baru terlihat beberapa waktu ke depan. Jadi tetap harus menggunakan masker," tambahnya.
Selain itu, dr Iqbal juga menghimbau agar warga menyalakan lampu sepeda motor atau mobil saat berkendara di jalan raya. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kecelakaan, mengingat jarak pandang yang masih pendek akibat tertutup debu vulkanik.
Debu vulkanik yang tersiram air hujan juga bisa membuat jalanan menjadi licin dan berisiko menyebabkan kecelakaan. Untuk itu, warga diingatkan untuk berhati-hati saat berkendara, juga saat akan membersihkan rumah dari debu terutama bila harus memanjat ke atap rumah.
(
mer/vit)