Jakarta, Bayi yang lahir prematur rentan mengalami gangguan kesehatan, mulai dari gangguan pernapasan, IQ, penglihatan, hingga pencernaan, termasuk susah diberi makan. Beruntung sekelompok peneliti menemukan dot khusus yang membantu bayi prematur belajar makan.
Bayi prematur memang susah diberi makan karena tidak punya kekuatan untuk menghisap. Untuk itu staf rumah sakit biasanya memberikan dot dan terapi agar si bayi belajar makan. Mereka juga diwajibkan tinggal di neonatal intensive care unit (NICU) hingga bisa menyusu pada ibunya sendiri atau minum susu dari dot.
Setelah diamati, ternyata keberhasilan terapi ini juga sangat bergantung pada kehadiran orang tua di NICU. Bahkan menurut peneliti, tak hanya kemampuan makannya yang akan meningkat, pola pernapasan, perkembangan bahasa dan detak jantung si bayi juga cenderung membaik jika terus didampingi orang tuanya.
Itulah mengapa peneliti menciptakan sebuah dot yang dirancang khusus untuk membantu si bayi prematur belajar makan. Dot ini dapat memainkan lagu ninabobo yang dinyanyikan langsung oleh sang ibu dan telah direkam sebelumnya.
Lagu ninabobo tadi juga akan berhenti menyala ketika si bayi berhenti menghisap dotnya, sehingga mereka dapat belajar cara makan yang benar lebih cepat, sekaligus memperpendek masa tinggal mereka di rumah sakit.
"Bayi memang mengetahui dan mencintai suara ibu mereka. Dan ini terbukti bisa menjadi insentif yang sempurna untuk memotivasi bayi-bayi prematur tersebut (untuk belajar makan)," terang peneliti Dr Nathalie Maitre, profesor kedokteran anak dari School of Medicine, Vanderbilt University seperti dilansir NBC News, Kamis (20/2/2014).
Maitre dan rekan-rekannya juga telah mengujicoba terapi ini kepada 94 bayi prematur yang kesemuanya terlahir antara minggu ke-34 hingga ke-36 dan sehat, meski harus diberi makan lewat selang. Separuh bayi sudah diberi dot yang dapat memutarkan lagu seperti 'Hush Little Baby' atau 'Snuggle Puppy' selama 15 menit tiap harinya.
Meski percobaan itu hanya berlangsung selama lima hari, hasilnya sudah terlihat jelas. Bayi yang menggunakan dot rata-rata tak lagi makan dari selang seminggu lebih cepat daripada yang diberi dot biasa.
Mereka juga dilaporkan lebih banyak minum ASI, yaitu sekitar dua mililiter dibanding kelompok lainnya yang hanya minum satu mililiter ASI.
"Orang tua tentu lega karena bayi mereka keluar dari rumah sakit lebih cepat, dan biaya perawatannya juga tak begitu besar. Studi ini pun berdampak nyata pada perubahan penanganan yang dilakukan NICU terhadap bayi-bayi prematur yang susah diberi makan," tandas Jayne M. Standley, penemu dot musikal yang diberi nama PAL tersebut.
(lil/vit)