Jakarta, Ketika katarak menyerang dan umumnya terjadi pada lanjut usia (lansia) tak ada pilihan lain untuk mengatasinya kecuali melalui operasi. Sebab, dengan operasi, katarak yang membuat kornea keruh bisa diangkat atau dihancurkan.
Makin berkembangnya zaman, makin bertambah maju pula teknologi dalam dunia medis. Seperti untuk operasi katarak, yang dulunya menggunakan alat manual (dokter menggunakan alat bedah) berubah menjadi pemanfaatan sinar ultrasoun. Terakhir, kini sudah ada penggunaan sinar laser untuk menghancurkan katarak,
Prosedur ini dikenal dengan Bladeless Laser Cataract Surgery yakni operasi tanpa pisau dengan luka sayat hanya sepanjang 1,4-2,2 mm disertai satu jahitan atau tidak sama sekali dan bius yang digunakan adalah bius tetes. Jika ini jadi pilihan bagi orang dengan katarak? Sudah pastikah si pasien akan sembuh dan risiko infeksinya benar-benar 0%?
"Dijamin pasti sembuh dengan bladeless surgery? Kita nggak berani bilang seperti itu. Dalam kedokteran nggak boleh mengatakan pasti. Kedokteran bukan ilmu matematika," kata Presiden Direktur Jakarta Eye Center Korporat, dr. Darwan M. Purba, SpM.
"Tapi kita berusaha. Kembali lagi bahwa tubuh kita ini ciptaan Tuhan jadi yang bisa jamin ya, Tuhan" tambah dr Purba di tengah-tengah 'Jakarta Eye Center International Meeting (JECIM) 2014' di The Ritz Carlton, Jakarta, dan ditulis pada Minggu (16/2/2014).
Spesialis mata yang lain, dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) mengatakan maka dari itu perlu kerja sama dari pasien sendiri misalnya patuh pada prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Ia mencontohkan, pada pasien dengan diabetes ada syarat operasi katarak baru bisa dilakukan ketika kadar gula darah pasien normal.
"Di bawah 200 atau 150. Hal ini berlaku tidak hanya untuk Bladeless Femtosecond Laser Cataract Surgery tapi juga semua operasi," tutur dr Budi.
Pada masing-masing orang, katarak hanya terjadi sekali seumur hidup. Artinya, sesudah dioperasi katarak tidak ada lagi. Operasi hanya mengambil kekeruhan lensa sedangkan kantung atau kapsul retinanya ditinggalkan.
Gejala katarak meliputi penglihatan kabur seperti berkabut, saat melihat sinar lampu menjadi, pecah, tulisan tidak jelas dan melihat di ruangan gelap justru terang. Kornea yang awalnya jernih jadi keruh sehingga ssat melihat sinar tidak bisa masuk dan menembus ke belakang kornea sehingga proses melihat jadi tidak jelas.
Dalam hubungannya dengan jenis kelamin, tidak ada perbedaan kasus pada pria maupun wanita. "Semuanya kan bertambah usia dan ini gangguan degeneratif," ujar dr Purba.
(rdn/vta)