TEMPO.CO, Jakarta - Begitulah kesimpulan dari sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Radboud di Nijmegen, Belanda, dan dipublikasikan dalam jurnal Emotion edisi Desember 2013.
Tidak semua emosi bisa mempertajam indra. Kecemburuan gagal membawa ekspresi rasa pahit dan asam, seperti metafora pada umumnya yang selama ini diungkapkan. Hanya cinta yang akhirnya bisa mengubah persepsi sensorik seseorang.
"Kita selalu mengatakan, cinta itu semanis madu, atau hal-hal semacam itu," kata peneliti Kai Qin Chan kepada Live Science. Chan dan rekan-rekannya akhirnya melakukan sebuah survei di Universitas Nasional Singapura untuk membuktikan hal ini.
Dalam dua studi pertama, peneliti meminta siswa menulis tentang pengalaman yang berhubungan dengan cinta romantis atau dengan kecemburuan, atau tentang topik netral. Peneliti kemudian meminta siswa untuk memakan Ribena Pastilles (permen asam manis) dan Meiji Morinaga (permen cokelat pahit).
Setelah mencicipi permen, mahasiswa--dengan total 197--diminta memberi peringkat untuk rasa manis, pahit, dan asam.
Hasilnya, dibandingkan dengan siswa yang menulis tentang kecemburuan, siswa yang menulis tentang cinta akan merasakan bahwa kedua permen tersebut lebih manis. Namun, hal ini tidak berlaku pada siswa yang merasakan kecemburuan. Mereka tidak merasa permen tersebut lebih pahit atau lebih asam. Cemburu tidak mempengaruhi peringkat kepahitan seperti cinta memengaruhi tingkat rasa manis.
Selanjutnya, para peneliti mengulangi penelitian. Tapi kali ini meminta 93 mahasiswa lainnya untuk mencicipi sampel air suling, bukan permen. Para peneliti mengatakan kepada siswa, air tersebut ialah produk minuman baru dan meminta mereka untuk menilai yang manis, pahit, dan asam.
Sekali lagi, cinta membuat rasa air menjadi lebih manis, meskipun kenyataannya air tersebut tawar. Lagi-lagi, kecemburuan tidak mempengaruhi rasa air.
Temuan ini penting karena dua alasan, kata Chan. Pertama-tama, meski air terasa lebih manis ketika orang berpikir tentang cinta, nyatanya tidak ada rangsangan di dalam reseptor rasa pada lidah. Namun hal ini bisa membuat lidah lebih sensitif terhadap gula, meski tak ada gula. Kedua, tidak adanya efek yang disebabkan oleh kecemburuan terhadap reseptor rasa.
Selama ini, bahasa dalam metafora saja dinilai tidak cukup untuk mengungkap rasa. Nyatanya, lewat penelitian ilmiah, rasa sakit karena cemburu tidaklah benar-benar pahit dan asam, seperti yang selama ini diungkapkan. Namun, metafor "cinta itu manis" memang benar adanya. Reseptor dalam lidah telah membuktikannya.
ANINGTIAS JATMIKA | LIVE SCIENCE
Topik terpopuler:
Banjir Jakarta | Buku SBY vs Anas | Banjir Bandang Manado | BBM Akil Mochtar | Anas Ditahan |
Berita lain:
Tidur Lelap Baik buat Prostat
Studi: Kafein Bisa Mempertajam Daya Ingat
Banjir Melanda, Ini Penyakit yang Harus Diwaspadai
1 Dari 3 Orang Tidak Mampu Beli Makanan Sehat
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.