TEMPO.CO, Cirebon -Bagaimana kalau seorang raja tidak didampingi sang ratu saat menerima tamu? Tentu yang ada protes. Itu pula yang disampaikan turis asing yang hari ini melakukan wisata di Keraton Kasepuhan Cirebon.
"Kemana permaisurinya? Sakit atau tidak ada?" tanya Edward Phillip, 65, seorang turis asal Swedia dengan bahasa Indonesia patah-patah.
Saat abdi dalem Keraton Kasepuhan mengatakan jika sang permaisuri ada di dalam, Edward hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Edward berpendapat tidak pantas jika seorang raja tidak didampingi permaisurinya. Karena hidup itu harus dengan perempuan barulah hidup itu sempurna.
Hari ini, Selasa, 28 Januari 2014 sedikitnya 300 turis yang berasal dari berbagai negara di Eropa dan Amerika yang menumpang kapal pesiar Caledonian Sky Cruises berlabuh di Pelabuhan Cirebon.
Menggunakan sekoci mereka diangkut dengan becak dari Pelabuhan Cirebon menuju Keraton Kasepuhan. Di keraton mereka disambut langsung oleh Sultan Sepuh, PRA Arief Natadiningrat.
Namun pertanyaan turis terhadap keberadaan sang permaisuri akhirnya teralihkan dengan disuguhkannya tarian sintren. Tarian yang identik dengan unsure mistis ini membuat mereka terkaget-kaget.
Terutama saat sang penari tidur di atas sebuah karpet berwarna hijau. Lalu karpet pun digulung menutupi tubuh sang penari. Tak jauh dari penari diletakkan sebuah kurungan ayam. Gamelan yang memperdengarkan lagu-lagu mistis pun diperdengarkan. Sim salabim! Saat kurungan ayam dibuka, sang penari pun sudah berada di dalam kurungan lengkap dengan pakaian tari dan kacamata hitam.
Linnea turis yang berasal dari Swedia pun mengungkapkan keheranannya. Saking penasaran, ia pun sampai memegang karpet yang sebelumnya tergulung. "Kok bisa?" tanya si turis keheranan.
Rasa penasarannya semakin bertambah ketika beberapa orang melempar penari menggunakan uang dan sang penari pun langsung terjatuh. Linnea pun mencoba pula.
"Wah, jatuh juga ya?" tanyanya dengan mimik heran.
Usai disuguhkan tarian, ratusan turis itu pun berkeliling Keraton Kasepuhan untuk melihat bangunan keraton dan peninggalan-peninggalan yang ada di keraton tersebut.
Perjalanan turis pun kemudian dilanjutkan dengan berwisata ke Keraton Kacirebonan yang hanya berjarak sekitar 1 km dari Keraton Kasepuhan.
Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat mengungkapkan syukurnya karena selama beberapa tahun terakhir ini cukup banyak turis asing yang menggunakan kapal pesiar
berwisata ke Cirebon. "Kami tentu berharap akan semakin banyak lagi turis-turis asing yang berwisata ke Cirebon," katanya.
IVANSYAH
Topik Terhangat
Banjir Jakarta | Cipularang Ambles | Pemilu Serentak | Jokowi Nyapres | Gempa Kebumen|
Berita Terpopuler
10 Fakta tentang Kusta
Merayakan 'Hoki' Imlek dengan Batik
Belajar Gerakan Antirokok dari Brasil
Busana Rajutan untuk Musim Hujan
Pelukis Hanafi Protes Sampul Buku 33 Tokoh Sastra
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.