WANITA hamil perlu menjaga kesehatannya, baik secara fisik dan asupan gizi. Hal ini dimaksudkan untuk membuat kehamilannya tetap sehat hingga persalinan.
Berbagai risiko memungkinkan dialami wanita yang sedang hamil mulai dari perdarahan, plasenta previa, preeklampsia hingga kehilangan nyawa saat persalinan. Untuk itu, wanita hamil perlu meminimalisir risiko tersebut.
Plasenta previa, misalnya. Risiko ini memang tak dapat dicegah, tetapi dapat diidentifikasi pada tahap awal kehamilan.
Hal itu seperti dituturkan Dr. dr Dwiana Ocviyanti, SpOG (K) dari Departemen Obstetri Ginekologi FKUI/RSCM dalam talkshow dan diskusi bertema "Kesehatan Ibu Hamil: Membangun Landasan Bagi Kesehatan Masa Depan" dari Sari Husada di Restoran Kembang Goela, Jakarta Pusat, Selasa (28/1/2014).
Dia mengatakan, setiap orang hamil berisiko terkena plasenta previa dan risiko lainnya. Hanya saja, langkah preventif dibutuhkan agar hal itu dapat diminimalisir di awal. Misalnya, dengan melakukan pemeriksaan rutin, maka gangguan tersebut dapat diketahui lebih awal dan dokter dapat melakukan tindakan pencegahan.
Plasenta previa merupakan kondisi ketika plasenta menutupi jalan lahir. Pada kondisi tersebut sangat berisiko terjadinya perdarahan dan berisiko terjadinya kelahiran prematur. Kondisi ini tentu menyulitkan terjadinya persalinan dan tentunya perlu diminimalisir sejak dini.
"Plasenta previa bisa dari usia tiga hingga empat bulan terdeteksi. Sekarang ini kan juga ada alat USG, sehingga bisa diketahui lebih awal," katanya.
Kondisi ini juga perlu diwaspadai, khususnya bagi bumil yang memang mempunyai riwayat tersebut dan sedang menjalani kehamilan berikutnya. Pasalnya, risiko tersebut bisa menghantui lagi di kehamilan selanjutnya. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.