SEBAGIAN besar kelahiran di Indonesia masih terjadi di rumah atau rumah bersalin bidan. Namun, ketika terjadi persalinan hampir tidak mungkin memprediksi secara akurat apakah seorang ibu hamil akan mengalami keadaan darurat yang mengancam nyawanya.
Untuk mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan neonatus di Indonesia, Komite Bersama dari National Academy of Sciences dan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (US-NAS-AIPI) merekomendasikan salah satunya memperbaiki sistem pelatihan kebidanan. Hal ini juga termasuk memperbaiki sistem pelatihan dokter, perawat dengan spesialisasi obstetric gawat darurat, neonatus, dan pelayanan anastesia.
"Pelatihan bidan harus diperkuat dengan menekankan kemampuan pengenalan gawat obstetric dan rancangan, serta pelaksanaan rencana persalinan yang meliputi rencana kelahiran di fasilitas PONED atau PONEK,"ujar Ketua AIPI, Prof. dr. Sangkot Marzuki, A.M.,Ph.D.,D.Sc pada acara "Peluncuran Buku Laporan Komite Bersama AIPI-NAS" mengenai upaya pengurangan kematian ibu dan anak Indonesia, di Hotel Gren Melia, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2014).
Menanggapi rekomendasi tersebut, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A mengatakan bahwa pendidikan bidan yang sebelumnya dipegang oleh Kemendikbud, saat ini Kemenkes sudah bisa memengaruhi kurikulum dan uji kompetensinya. Selain itu, menurut Kemenkes mereka terus berupaya agar Indonesia mempunyai bidan dengan kompetensi baik.
"Kita terus menerus berjuang supaya kita punya bidan yang betul-betul mempunyai kompetensi. Kalau direkomendasi dikatakan harus ada pelatihan bidan terutama dalam gawat darurat dan neonatus, menurut pendapat saya, itu harus dimasukkan ke dalam pendidikannya dan seharusnya masuk ke dalam undang-undang,"lanjutnya.
Sementara, mengenai kualitas bidan di Indonesia sendiri menurut Menkes hal tersebut memang harus ditingkatkan. Ia mengatakan bahwa hal tersebut berdasarkan uji kompetensi yang mereka lakukan terhadap bidan.
"Mengenai kualitas bidan, tahun-tahun terakhir dengan menjamurnya sekolah-sekolah bidan, dan mungkin pengawasan semakin kurang, maka waktu kami lakukan ujian kompetensi, kita lihat memang bahwa sangat perlu ditingkatkan. Mulai dari mutu pendidikan, pengawasannya maupun refresher yang ditambah,"jelas Menkes. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.