DALAM sistem pelayanan kesehatan terdapat pelayanan primer, sekunder dan tersier. Ketiga pelayanan tersebut tentuknya berhubungan dengan besarnya biaya yang akan dikeluarkan.
Menurut Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. dr. Zaenal Abidin, Mkes, MHKes, semakin ke atas (pelayanan tersier) seharusnya pasiennya semakin kecil. Lantas, apa artinya jika dihubungkan dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)?
"Untuk Jaminan Kesehatan Nasional ke depan memang harus seperti itu, kita akan lebih banyak bertumpu pada layanan primer, dengan catatan bahwa 80 persen masalah kesehatan bisa diselesaikan di situ,"ujar Dr. Zaenal kepada Okezone secara eksklusif di Kantor PB IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/12/2014).
Namun, hal tersebut bisa tercapai asalkan dokter dan SDM yang ada di layanan primer memang dipersiapkan betul. Selanjutnya sarana dan prasarana dipersiapkan, serta biayanya juga mencukupi.
"Karena itu IDI selalu mengatakan bahwa seharusnya 40 sampai 50 persen anggaran untuk pelayanan kedokteran jaminan kesehatan sosial ini diarahkan pada layanan primer,"jelasnya.
Menurutnya, dengan begitu biaya akan lebih efisien atau lebih hemat dibanding pasien ke spesialis pasti biayanya besar. Pasalnya, kita tahu bila ke spesialis tentunya bakal menggunakan peralatan dan teknologi yang lebih canggih. (ind)