TEMPO.CO, Jakarta - Duapuluh desainer busana muslim dalam Ikatan Perancang Busana Muslim (IPBM) menggelar fashion show tema Trans for Motion menandai usia ke-17 di The Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Bandung, pada 9 Desember 2013.
Di usia 17 tahun, para perancang busana muslim Bandung, Jawa Barat ini mulai memperlihatkan kecantikan layaknya putri yang sudah beranjak dewasa. "Sesuai tema Trans for Motion, kami berusaha membuat peralihan pendewasaan karya para desainer dalam rancangan di usia 17 tahun," kata ketua umum IPBM, Iva Latifah.
Yang dimaksud pendewasaan adalah, pembedaan desain rancangan para desainer dengan gaya busana para hijabers yang cenderung lebih muda dalam karakter busananya. "Saya dan teman-teman mengusung konsep dewasa, pangsa pasar perempuan dewasa di usia produktif," kata Iva.
Kematangan dalam desain ditunjukan pada desain Iva yang simpel. Ia menampilkan 8 busana dengan warna netral, hitam, merah marun, khaki dan coklat dengan permainan kain tumpuk yang bervolume, dalam tema Value Glam Exploration. Iva memberi sentuhan kain tradisi Indonesia, batik bermotif kontemporer untuk kerudung dan detil busana.
Desainer muda Ahmad Zaki menampilkan busana muslim dengan rok balon, celana pensil, jaket dengan tema Water City dalam siluet A Line dan T Line. Ia membuat patchwork atau menempelkan potongan bentuk kota di bagian bawah jaket atau baju dengan warna khas yakni, putih, hijau jeruk nipis, orange dan turquise. Materi yang dipakai termasuk logam stainless
IPBM juga menampilkan dua desainer baru bergabung seperti, Lisma D. Gumelar (istri Dedi Gumelar alias Miing), Hennie Noor dan Errin Ugaru. Lisma menampilkan desain bling-bling dengan aplikasi payet warna kelap kelip, yakni perak. "Maksudnya biar di atas panggung lebih terlihat dengan keberadaan payet-payet," kata Lisma.
Desainer Iesye Asyifa menyatakan hal sama dalam desain tema The Ellegance. "Ciri khas busana saya selalu ada payet dan manik-manik. Kurang bling kalau nggak pake," kata Asyifa yang menempatkan payet Jepang, batu Swarovski dan manik-manik ini. (Baca : Indonesia Menjadi Pusat Mode Busana Muslim Dunia_)
Beberapa desainer memilih bahan metalik, sequin, dan taburan Swarovski di antaranya Toera Imara, Hennie Noer, Errin Ugaru, Rya Baraba, Anti Dewi, Meeta Fauzan, Fenny Sofia, Herman Nuary, dan Eriyani Jusuf. Sedangkan, Rina A'Zura, Ernie Kosasih, dan Zareena Servia, membawakan konsep etnik. Hennie Noer juga menampilkan kain tenun Jepara pada rancangannya. (Baca : Thailand Belajar Fashion Hijab ke Indonesia)
IPBM juga akan merilis buku berjudul IPBM: Moslem Fashion & Beyond' yang akan dirilis pertengahan tahun depan, berisi profil desainer IPBM, perkembangan busana muslim dari tahun 1980-an. Buku dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris ini juga membahas pakem busana muslim yang tak boleh ketat dan transparan.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Cubadak, Surga Italia di Selatan Sumatera Barat
Tips Pintar Membeli Susu Formula
Pantai Liang, Tempat Terindah di Indonesia
Sebuku, Pulau Asri Sejak Zaman Majapahit
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.