TEMPO.CO , New York: Liburan akhir tahun ini bisa menjadi masalah rumit bagi para penderita migren. Mereka harus berdamai dengan kondisi kerumunan banyak orang, kemungkinan penundaan perjalanan, stres dan berbagai pemicu potensial sakit kepala lainnya.
Migren cukup sering kita rasakan. Banyak orang yang merasakan terganggunya migren. Penderita migren di Amerika tercatat mencapai 30 juta orang. Migraine Research Foundation, merilis satu dari empat warganya terkena migren. David Yeomans, director of pain research di Standford University School of Medicine, seperti dikutip situs Health Day edisi 26 Desember 2013, mengungkap sejumlah cara yang bisa dilakukan agar migren tak membuat liburan menjadi berantakan.
Pertama, seseorang harus memahami pemicu migren. Karena hanya dengan memahaminya, orang bisa menghindari terjadinya serangan migren. Sebelum liburan, Anda harus bersiap terhadap kemungkinan sakit kepala ini. Migren umumnya dipicu oleh sensitivitas terhadap cahaya, perubahan pola tidur dan makanan yang dikonsumsi. Namun, kondisi itu akan sulit terhindarkan selama liburan.
"Saat Anda bersama keluarga atau bersama seseorang yang Anda cintai di rumah, sangat sulit menyesuaikan diri dengan kehidupan normal sehari-hari," ujar Yeomans. "Biasanya saya menyarankan kotak obat darurat untuk migren, masker mata, penutup telinga, dan obat antimuntah. Bersiap-siap bisa mengamankan hari Anda."
Yang penting, kata Yeomans, penderita migren harus mendapat dukungan dari keluarga maupun teman terdekat. Anda bisa meminta pemilik rumah, tempat berlibur, supaya menyediakan kamar yang tenang, jika memungkinkan. "Agar nyeri kepala bisa diminimalkan sementara," ujar dia.
Yeomans menambahkan seseorang tak perlu terlalu khawatir mengenai pikiran orang lain terhadap Anda, jika Anda mendapat dukungan dari tempat yang Anda kunjungi: mereka bersikap fleksibel dan memahami kebutuhan Anda.
Yeomans menganggap nyeri migren bisa reda jika dibantu dengan cara memeluk orang yang disayangi. "Saat Anda berdekatan (meringkuk dekat) dengan orang yang Anda cintai, tubuh Anda secara alami memproduksi hormon yang disebut oxytocin, atau disebut juga hormon cinta," katanya.
Fungsi oxytocin untuk menghilangkan nyeri masih dalam penelitian. "Ada juga pengobatan yang saat ini sedang diteliti menggunakan hormon ini, khususnya, untuk nyeri akibat migren."
HEALTH DAY | ARBA'IYAH SATRIANI
Berita Terpopuler
Tatu: Ada Orang DPP Golkar yang Mau Jegal Saya
Andika, Putra Bungsu Atut: Fokus untuk Ibu
Jokowi-Rhoma Rencanakan Gowes Bareng
Jadi Penerus Dinasti Atut, Andika: Belum ke Situ
Atut Diduga Kecipratan Duit Proyek Alkes
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.