MENJADI orangtua memang tidak mudah dan harus pintar dalam memenerapkan pola asuh terhadap buah hatinya. Kalau tidak, sang anak bisa berpotensi mengikuti tren seperti sekarang dengan menjadi "cabe-cabean".
Kita sempat terenyuh ketika membaca berita mengenai tren saat ini ada istilah cewek "cabe-cabean". Mereka identik dengan gadis belia dengan usia muda yang duduk di bangku SMP–SMA, suka keluyuran malam dan nongkrong di tempat balap motor liar, serta menjadi "hadiah" bagi cowok yang menang balap motor.
Dengan kondisi tersebut, tentunya sebagai psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli sangat prihatin terhadap tren tersebut. Menurut wanita yang akrab disapa Vera ini, mencegah anak jadi "cabe-cabean" tentunya harus diterapkan pola asuh yang baik oleh orangtua sejak kecil.
"Menjadi orangtua itu tidak gampang, harus paham bagaimana tumbuh kembang anaknya. Lalu, apa sih yang dibutuhkan oleh anak, selain kebutuhan biologisnya. Tentunya sebagai orangtua, harus menerapkan pola asuh yang baik agar anak bisa mandiri," tutur Roslina ketika dihubungi oleh Okezone, Senin (30/12/2013).
Memasuki usia masa puber pada anak, sebagai orangtua tidak bisa mengawasi anak layaknya supervisor. Namun ada baiknya, orangtua bisa dijadikan sebagai teman si anak. Sehingga secara perlahan, orangtua bisa memberikan arah mana teman yang baik dan tidak. Tentunya hal itu demi menjaga si anak tidak berkumpul dengan lingkungan yang salah.
"Pada usia menginjak SMP-SMA, orangtua tidak bisa lagi mengawasi atau mengasuh dengan pola layaknya supervisor atau baby sitter seperti usia 0-5 tahun. Pola asuh sudah berbeda. Sebagai orangtua, tidak bisa lagi dilibatkan 100 persen. Oleh karena itu, sebagai orangtua wajib menjadi teman si anak," pungkas Vera.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
