SOSOK Harry Darsono dikenal memiliki bakat yang luar biasa. Namun sebelum menjadi seperti saat ini, rupanya perjalanan hidupnya memiliki kisah tersendiri.
Selain menjadi penyandang ADHD atau
attention deficit hyperactivity disorder, Harry ternyata juga sempat mengalami kebisuan tiba-tiba. Namun secara ilmiah, perancang 63 tahun itu menuturkan jika musibah tersebut terjadi akibat
neurotrasmitter yang bekerja sangat cepat.
"Kalau autis itu kena panas, syaraf akan mengirim ke otak bisa 2x24 jam. Tapi ADHD kebalikan dari autisme. Semua indra mengirimkan pesan pada detik yang sama, otak mengirim perintah untuk bicara, saking penuhnya jadi gagap. Saya mulai sulit bicara," terangnya.
Bahkan kondisi tersebut sempat membuatnya frustasi, hingga akhirnya melampiaskan dengan cara memukul kepala menggunakan botol kaca.
"Semakin saya jadi frustasi, saya sering pukul kepala saya dengan botol dari kaca. Akhirnya, saya harus sekolah bisu tuli," kenangnya.
Meski begitu, dalam kondisi tidak mampu untuk berbicara, Harry juga berkesempatan untuk belajar berbagai macam hal. Tidak hanya belajar bahasa isyarat namun ketrampilan menggambarnya jadi terasah dengan cepat.
"Pada waktu di sekolah bisu tuli, saya belajar bahasa yang keempat, bahasa isyarat. Saya cepat sekali, bahkan pada waktu sidang untuk doktor yang pertama di Paris, saya menggunakan bahasa isyarat karena sulit sekali untuk bicara,"terang putra salah satu pendiri perusahaan rokok Wismilak itu.
"Saya juga membuat gambar. Kalau saya minta kue, maka akan gambar kue. Saya gambar tempat tidur, kursi kecil, sampai ke meja, cepat sekali, karena orang tidak sabar mendengar saya bicara, akhirnya terlatih," tutupnya.
(tty)This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.