MEMBAHAGIAKAN anak, ternyata bukan dari kelimpahan materi. Tetapi, perhatian dan kasih sayang dari sang orangtua adalah terpenting.
Namun, para orangtua selalu memanjakan anak-anaknya dengan menyodori berbagai mainan elektronik untuk membuat mereka senang dan tidak rewel. Hal ini ternyata membuat mereka kurang peduli terhadap lingkungan, bahkan kurang sopan dengan orang yang lebih dewasa daripadanya.
"Saking asyiknya dengan mainannya (gadget), mereka sampai lupa sekelilingnya dan kurang sopan terhadap orang dewasa. Kalau anak kampung, ketemu orang yang lebih tua selalu bersalaman. Kalau anak kota, sibuk dengan gadget-nya dan tidak mau diganggu oleh siapa pun yang datang," tutur Afiyati Reno Ssi. MT, dosen bidang IT di Universitas Mercu Buana Jakarta kepada Okezone di Gedung HighEnd, Jakarta Barat, baru-baru ini.
Awalnya, anak-anak tidak paham mainan apa yang diberikannya. Mereka hanya menerima apa saja yang orangtua beri.
Seiring sifat anak yang selalu ingin tahu dan penasaran terhadap sesuatu, pada akhirnya mereka mampu mengutak-atik mainan tersebut, lalu kecanduan terhadap mainan baru.
"Mereka kan hanya menerima apa yang ayah bundanya beri, jelas mereka senang. Karena sang anak memiliki tingkat penasaran dan keingintahuan yang tinggi, lantas mereka pandai memainkan gadget tersebut," jelasnya.
Menurutnya, anak tidak bisa disalahkan mengapa tidak sopan dan sombong di hadapan orang dewasa. Pasalnya, orangtua mereka mengajarkan seperti itu. Anak-anak lebih mementingkan bermain game untuk mendapatkan nilai atau level tertinggi daripada bercium tangan kepada orangtuanya.
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.
