Pages

Jumat, 13 Desember 2013

Sindikasi health.okezone.com
Berita-berita Okezone pada kanal Health 
Book your hotel early for a discount!

You can reap the rewards with great discounts at participating Pullman, M Gallery, Grand Mercure, Novotel, Mercure, ibis and Formule 1 hotels.
From our sponsors
Menguak Pencetus Alergi di Balik Ruang Sunyi
Dec 13th 2013, 03:08

ANAK-anak rawan terkena alergi, apalagi jika memiliki riwayat keluarga alergi. Namun jangan khawatir mengadapinya karena proteksi dini bisa mencegah alergi berkepanjangan.

Meski jadi ancaman, alergi bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan secara serius. Penanganan tepat jadi modal untuk mengatasi ancaman tersebut.

Pemicu alergi bukan semata-mata karena riwayat alergi keluarga. DR dr Anang Endaryanto, SpA (K) mengatakan bahwa genetik bukan satu-satunya yang membuat orang alergi. Di luar itu, alergi bisa terjadi karena faktor lingkungan mikro yakni saluran cerna dan napas serta adanya allergen sebagai pencetusnya.

Di R & D Nutricia Research yang ada di Singapura dan menjadi pusat dari Nutricia Research di Asia, para ilmuwan meneliti bagaimana alergi bisa terjadi pada seseorang.

Dalam laboratorium tersebut, ada dua bagian yang tersedia. Semua laboratorium tersebut berkorelasi untuk meneliti kaitan imunitas dan alergi.

Bentuk dari laboratorium tersebut tak terlalu luas. Masing-masing bagian disekat dengan pembatas dan alat-alat canggih yang besar. Tiap-tiap ruang tampak sunyi dan pemandangannya hanya diisi dengan peneliti yang sibuk dengan bahan penelitiannya.

Mereka sibuk meneliti bagaimana alergi bisa dicetuskan pada anak dan bagaimana pula menoleransinya.

Oiya, saat masuk ke laboratorium ini, pengunjung diwajibkan menggunakan baju khusus lebih dulu. Bahannya seperti kertas yang tipis, menerawang dan hanya sekali pakai. Tak perlu menggunakan masker, kita langsung bisa menyusuri gang-gang sempit yang penuh dengan alat canggih dan di-support ilmuwan andal.

Di laboratorium ini, ada dua lab utama yang ada. Pertama ialah lab immunologi dan kedua lab pencernaan.

Di lab imunologi misalnya, sebagai tahap awal ada alat Fluorescence activated cell sorting yang digunakan untuk mendeteksi sel darah putih.

Di lab ini, penelitian berfokus pada sel darah putih, sel-sel yang terlibat dalam memproteksi alergi.

Cara kerja dari mesin itu sendiri ialah sel dimasukkan dalam pipet dan akan diambil mesin berdasarkan sampel yang ada. Gambaran tersebut akan terlihat di komputer dan kita bisa memisahkan sel-sel itu.

Sel kemudian diidentifikasi dan diteliti apakah genetik sel bisa memediasi toleransi pada bayi yang cukup mengalami alergi pada susu bayi.

Berlanjut ke cell culture room atau biasa disebut in vitro.

Di sini, sel usus (saluran pencernaan) diteliti lebih dalam. Para peneliti membuat model untuk meneliti interaksi makanan, probiotik dan dengan sel-sel saluran pencernaan dan implikasinya terhadap sel-sel kekebalan tubuh. Nantinya diketahui apakah bisa intolerasi atau sebaliknya. Dan kalau menyembuhkan apa saja yang bisa dilakukan.

Para peneliti juga akan fokus mengganti medium sel. Dengan cairan khusus, sel akan tumbuh dalam tempat terbatas dan begitu penuh sel harus dilepas dari medium ke tempat lain agar berkembang biak

Dengan sel tersebut, para peneliti ingin melihat interaksi sel, saluran cerna dan reaksi terhadap makanan.

Di bagian lainnya, sel sampel yang diambil dari darah dan air liur juga dilihat bagaimana reaksinya ketika diberikan prebiotik, apakah bisa mengatasi alergi.

Ada lagi tim yang meneliti immunitas di kulit yakni dengan menghitung kadar protein di kulit. Sampel sendiri diambil dari kulit bayi yang dihancurkan dan ditaruh di mesin untuk diteliti lebih lanjut.

Peneliti dalam hal ini  mengatasinya alergi di kulit dengan nutrisi yang cukup. Peneliti melakukan penelitian bagaimana nutrisi bisa mencegah eksima yang sering terjadi pada anak-anak. Peneliti di sini mencatat perubahan yang terjadi dengan asupan nutrisi. Seberapa banyak perubahan yang terjadi.

Beranjak ke lab yang meneliti pencernaan. Di tahap awal lab ini atau tepatnya di lab bakteria, para peneliti melakukan penelitian bagaimana prebiotik memberikan efek pada pencernaan.

Penelitian dilakukan dengan beragam metode dan dukungan alat-alat canggih. Peneliti terus memantau perkembangan dari hari ke hari sampel yang ada untuk mengetahui seberapa besar alergi pada anak bisa di atasi.

Di ruang akhir yang menjadi quality control dari penelitian sebelum akhirnya hasil dituangkan dalam bentuk produk, sel-sel yang ada dilihat apakah bisa bertahan di perut dengan kondisi tanpa oksigen. Peneliti sengaja membuat kondisi serupa seperti dalam perut manusia di lab-nya sehingga hasil yang didapat bekerja efektif sesuai kebutuhan. (ind)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions