Posted: 03/12/2013 06:00
Liputan6.com, Jakarta : Kondom sepertinya masih menjadi hal yang tabu di masyarakat Indonesia. Menurut Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) DKI Jakarta, Rohana Manggala karena pola pikir dan budaya ketimuran membuat masyarakat lebih memandang negatif.
Berita Terkait
Padahal menurut Rohana alat kontrasepsi ini dapat membantu mencegah penularan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus Infection/Acquired Immunodeficiency Syndrome), Infeksi Menular Seksual (IMS) dan kehamilan.
"Karena pola pikir yang salah, kondom jadi hal yang tabu di masyarakat. Mereka enggan sekali mengucap kondom, terpengaruh budaya juga tetapi kondom itu alat kontrasepsi yang dapat membantu mencegah penularan HIV/AIDS dan IMS. Jangan dulu memandang kondom itu hal negatif," kata Rohana.
Menurut Rohana kondom bukan alat kontrasepsi yang mudah didapatkan, adapun isu yang beredar tentang pembagian gratis itu juga tidak sepenuhnya salah.
"Kondom itu sebenarnya bukan alat kontrasepsi yang mudah didapatkan, tapi ada juga aturannya. Kalau yang tidak perlu ya buat apa dia pakai itu," kata Rohana.
Selain Rohana, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN), Kemal N. Siregar mengatakan kondom bukanlah alat kontrasepsi yang diberikan secara cuma-cuma ada aturannya.
"Kalaupun dalam Pekan Kondom Nasional (PKN) 2013 ada bagi-bagi kondom gratis itu ada aturannya tidak asal dibagikan juga," kata Kemal saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (3/12/2013)
Aturan pembagian kondom gratis menurut Kemal yaitu:
1. Diberikan hanya kepada orang yang berisiko seperti penderita IMS dan HIV/AIDS saja
2. Melihat umur, hanya diberikan kepada yang sudah dewasa bukan di bawah umur
3. Sudah terbukti sebagai orang yang kegiatan seksualnya aktif, ditandai dengan surat bertanda tangan dari si penderita
4. Harus ada surat izinnya kalau memang diberikan di kampus
"Ya tidak asal, ngapain juga dikasih ke orang yang memang tidak butuh. Kondom itu dipakai untuk mencegah penularan IMS dan HIV/AIDS kalau pasangan suami istri yang sah dan tidak berisiko ya buat apa. Dan kalau mahasiswa yang tidak butuh ya buat apa juga," kata Kemal menjelaskan.
(Mia/Mel)
Berita Rekomendasi
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.