Pages

Jumat, 20 Desember 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Shop Tervis tumblers.

Create a one of a kind personalized gift. It's fun and easy to design!
From our sponsors
Motivasi Itu Asalnya dari Otak
Dec 20th 2013, 11:35

Jakarta, Banyak kata-kata bijak yang mengatakan bahwa motivasi adalah kunci kesukesan. Tak ayal, sekarang banyak bermunculan motivator-motivator yang tugasnya membangkitkan motivasi agar seseorang tidak mudah menyerah dan sukses. Namun tahukah Anda hubungan antara motivasi dan otak?

Penelitian yang dilakukan Duke University menemukan bahwa ada bagian dari otak yang memonitor performa sekaligus mempertahankan motivasi ketika sedang belajar, terutama saat Anda merasa tertantang. Penelitian ini mencoba membuktikan apakah benar Posterior Cingulate COrtex (PCC) berpengaruh pada kemampuan kognitif seseorang.

Sarah Heilbonner dari Duke University melakukan eksperimen kepada dua monyet rhesus. Setelah menempelkan elektroda yang dapat mengetahui aktivitas dari neuron di otak mereka, Heilbronner mencoba mengetes mereka dengan permainan melalui mata.

Monyet-monyet tersebut diperlihatkan beberapa gambar yang memiliki titik pada ujung-ujungnya. Mereka belajar mana titik yang menghasilkan hadiah berupa makanan, dan mana yang tidak. Gambar tersebut berjumlah 12 buah yang diganti setiap beberapa hari. Sementara itu Heilbronner dan timnya memperhatikan pergerakan neuron yang ada di otak monyet-monyet tersebut.

PCC ternyata bekerja lebih aktif daripada yang ia bayangkan. Neuron-neuron yang ada dalam PCC bekerja lebih keras ketika para monyet dibutuhkan untuk mempelajari gambar baru, di mana pada beberapa gambar hadiah makanan yang diberikan jauh lebih besar. PCC juga bekerja lebih keras ketika mereka melakukan kesalahan di mana mereka memilih gambar yang tidak mendapat hadiah.

"Penelitian ini membuktikan bahwa PCC sangat penting untuk memonitor performa dan mempertahankan motivasi seseorang ketika belajar," ujarnya seperti dilansir medicaldaily.com dan ditulis detikhealth pada Jumat (20/12/2013).

Michael Platt, Direktur Duke Institute for Brain Sciences, mengatakan bahwa meski penelitian Heilbronner penting, penelitian tentang PCC harus lebih diperbanyak. Hal ini disebabkan karena PCC adalah bagian otak pertama yang rusak ketika seseorang terserang Alzheimer.

"Area inilah yang pertama kali rusak (karena alzheimer). Seseorang akan kehilangan kemampuan kognitifnya perlahan-lahan. Seperti kesulitan belajar, menjadi pelupa, mudah tersesat, dan lain-lain yang merupakan gejala dementia," ujar Platt.

Pengetahuan lebih dalam tentang PCC menurutnya dibutuhkan bukan hanya oleh para peneliti Alzheimer, namun juga yang tertarik tentang pembelajaran, motivasi, serta ingatan.

(vit/vit)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
182958_lemburan.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions