Pages

Senin, 16 Desember 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Compare Hotels

Find great prices for amazing hotels wherever your next destination may be. It's simple to search 100+ sites at once!
From our sponsors
Cacat Fisik Bukan Halangan, Tunarungu pun Jago Main Perkusi
Dec 16th 2013, 03:15

Jakarta, Tidak mudah menjadi pemain musik tanpa memiliki kemampuan untuk mendengar dengan baik. Namun menjadi seorang penyandang tunarungu tidak harus menjadi halangan untuk mengekspresikan diri.

Hal ini dibuktikan oleh Riski Purna Adi, pemuda berusia 23 tahun yang lahir dalam keadaan tidak bisa mendengar dan bicara. Dengan bantuan seorang penerjemah, detikHealth pun mengobrol dengan Riski dengan bahasa isyarat.

"Saya dari Yogyakarta, datang ke sini sebagai perwakilan dari Deaf Art Community (DAC) Yogyakarta," ujarnya saat ditemui detikHealth pada acara Indonesian Youth Diversity Celebration 2013 di Hotel Ibis Mangga Dua, Jakarta Pusat, seperti ditulis pada Senin (16/12/2013).

Walaupun lahir dengan kemampuan berbeda, Riski mengaku tidak mendapat diskriminasi dari keluarganya. Dikatakannya bahwa kedua orang tuanya sangat perhatian pada dirinya, mereka berusaha agar Riski mendapat pendidikan maksimal.

Ia pun mengenyam pendidikan SD-LB, SMP-LB, dan SMA-LB. Meski begitu, ia memiliki ketertarikan besar pada dunia seni. Menurutnya, seni tidak terbatas pada orang 'normal' saja, namun orang dengan tunarungu seperti dirinya juga mampu untuk berkesenian. Ia pun menceritakan awal mulanya ia bergabung dengan Deaf Art Community pada tahun 2006.

"Saya diajak oleh teman saya. Dia punya kemampuan beatbox," ujarnya.

Merasa tertarik, Riski pun meminta ijin kepada kedua orangtuanya untuk bergabung ke komunitas tersebut. Orang tuanya sempat melarang, mereka takut kalau nanti Riski akan terkena pengaruh buruk seperti minum minuman keras dan mabuk-mabukan.

Riski pun meyakinkan kedua orangtuanya bahwa DAC bukanlah kelompok seperti itu. Hampir tujuh tahun bergabung, Riski makin piawai bermain jimbe, alat musik tabuh asal afrika.

Mahasiswa jurusan Ilmu Keperpustakaan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya - Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga ini mengaku kalau ia tidak merasa berbeda dari teman-temannya yang lain. Ia pun berpesan kepada pengidap tunarungu di luar sana agar tidak malu dan berani mengekspresikan diri mereka.

(vit/up)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
101653_musik65.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions