TEMPO.CO, New York – Kebanyakan orang percaya bahwa sushi merupakan makanan yang bergizi dan rendah kalori. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan, terlalu sering mengonsumsi makanan khas Jepang tersebut bisa meningkatkan risiko penyakit jantung.
Dilansir dari laman Daily Mail, Senin, 25 November 2013, peneliti dari Universitas Rutgers, New York, menemukan, mengonsumsi sushi bisa meningkatkan bahaya dari paparan merkuri. Zat inilah yang meningkatkan risiko penyakit jantung.
Kandungan merkuri dalam sushi berasal dari ikan. Kandungan zat methylmercury ini bisa menyebabkan penyakit jantung, masalah otak dan perkembangan sistem saraf, serta penurunan kinerja kognitif.
Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Risk Research juga mencatat bahwa methylmercury dapat menangkal efek positif asam lemak omega-3 yang juga terkandung dalam ikan. Padahal omega-3 sangat bermanfaat untuk mengurangi kadar kolesterol, menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, tekanan darah, stroke, dan kelahiran prematur.
Penelitian ini juga mengukur kadar merkuri dalam sampel sushi dari seluruh AS. Mereka menemukan sekitar 92 persen orang mengonsumsi rata-rata lima porsi ikan setiap bulannya. Dan, lebih dari 10 persennya terpapar merkuri yang lebih tinggi dari batas aman yang ditetapkan WHO.
ANINGTIAS JATMIKA | DAILY MAIL
Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina | Adiguna Sutowo | Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi |
Berita Terpopuler
Istana Rahasiakan Isi Surat Abbott
Ini Alasan KPK Periksa Boediono di Kantor Wapres
Mohammad Iriawan Ditunjuk Menjadi Kapolda Jabar
Diperiksa, Pengacara Minta Istri Anas Jujur
Wartawan Tak Lagi Boikot Pemberitaan KPK
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.