Pages

Sabtu, 23 November 2013

Tempo.co News Site
daily news from tempo.co 
Tired of the winter?

Plan a last minute trip to Miami. Beautiful beaches. Energetic nightlife. Sunshine. Palm trees. Find a great hotel deal for a mini getaway in Miami today!
From our sponsors
Asam Garam Oma Yuyun Beroperasi di Taman Lawang
Nov 23rd 2013, 08:06

Berita Terkait

TEMPO.CO, Jakarta - Siang itu ia duduk di antara tiga kawannya di atas kursi panjang di rumah singgah untuk waria, yang terletak di kawasan Cinere, Depok. Ia kenakan kaus berwarna merah maroon dan celana pendek. Rambutnya ikal pendek. Pada wajahnya kentara bagaimana bekas suntikan silikon pernah singgah dan mengubah beberapa lekuk hidung, pipi, dan bibirnya.

"Sama seperti yang lain, saya juga dipanggil Oma, tapi saya sudah berubah," kata Oma Yuyun kepada Tempo, Rabu, 20 November 2013. "Panggilan kan macam-macam. Kalau kepada yang lebih tua biasanya memang pada panggil Oma, enggak masalah buat saya," katanya.

Waria berusia 57 tahun ini termasuk orang yang tidak mudah berbicara panjang-lebar. Ia bisa bercerita, namun seringnya lebih memilih menjawab pertanyaan seadanya. "Ya, gitu samalah sama yang lain, saya pernah nyebong alias menjadi PSK (pekerja seks komersial), tapi berubah," kata Oma Yuyun, yang sudah tinggal di kawasan Depok selama 25 tahun.

Oma Yuyun mulai menjalani hidupnya sebagai waria saat memasuki usia remaja. "Ini hati, ya, makin gede kalau lihat laki-laki ganteng kok seneng, ya! Kalau nonton film di bioskop suka pengin keluar duluan, pengin buru-buru ke wc," kata dia sambil terbahak.

Munculnya perasaan senang pada sesama jenis itu pun lama-kelamaan membuat Oma Yuyun menempatkan dirinya seolah menjadi seorang perempuan. "Dari berangkat gede, umur 14-15-an, suka ngeceng alias mejeng di Taman Lawang. Dulu kan pelacur masih jarang, kayaknya enak banget. Lama-kelamaan terjerumuslah, milih di sana, dapat banyak kenalan," katanya mengenang.

Selama 10 tahun Oma Yuyun menghabiskan waktu di Taman Lawang. Ngeceng, nyebong, semua dia lakukan. Dalam rentang waktu itu dirinya mengalami banyak peristiwa. "Wow! Banyak, saya mah udah pernah diiket, dipukulin, dibohongin, dibuang. Dulu, kan, Kuningan belum jadi, masih banyak pohon-pohon," kata Oma Yuyun.

Salah satu pengalaman yang tidak pernah ia lupakan adalah saat dirinya ditinggal kabur begitu saja tanpa dibayar. Malam itu, setelah melayani seorang pria, Oma Yuyun dibonceng menggunakan sepeda motor. Di tengah jalan, kata Oma Yuyun, dirinya disuruh turun dan diminta bantu dorong sepeda motor itu karena mogok. Tanpa pikir panjang dan menaruh curiga, Oma Yuyun segera turun dan mendorong sepeda motor tersebut. Tak lama, si pemilik sepeda motor buru-buru tancap gas dan meninggalkan Oma Yuyun begitu saja.

Ada satu lagi pengalaman di Taman Lawang yang menjadi alasannya untuk bertobat kala itu. "Saya pernah kena razia, delapan hari di Pondok Bambu. Serem, Mbak, kalau udah kena razia. Waktu itu ada razia, teman saya beberapa ada yang mati pas nyebur ke Kali Malang. Pas itu saya mikir buat berhenti," kata dia

Tahun 1986, Oma Yuyun akhirnya memutuskan  berhenti menjajakan seks di Taman Lawang. Dia memilih   menekuni usaha salon keliling dengan memanfaatkan kemampuan potong rambut dan berhias yang pernah ia dapatkan.

"Sekarang cari yang halal-halal saja. Kadang nyamperin tukang ojek, pijitin, mereka langsung ngasih goceng (Rp 5.000), kadang jaga parkir di depan Alfa. Lumayan pas Lebaran kemarin bisa dapat Rp 200 ribu sehari," kata Oma Yuyun menjelaskan.

Dua tahun sudah kini Oma Yuyun tinggal di rumah singgah. Keluarganya yang tersisa hanya sang adik. Itu pun tidak tinggal satu atap. "Kadang saya temui, namanya sodara. Untungnya, dulu pun keluarga lama-lama bisa ngerti, jadi saya tidak pernah ngalamin diusir-usir."

AISHA

Topik Terhangat
Penyadapan Australia | Vonis Baru Angelina| Adiguna Sutowo  |Topan Haiyan | SBY Vs Jokowi |

Berita Terpopuler
Kontroversi dan Diskriminasi Waria
Waria Wafat, Masih Menimbulkan Debat 
Ini Kisah Evie, Si Waria Pengasuh Presiden Obama
Pakar: Plesiran ke Kairo, Begini Gaya Jilbab Atut
32 Juta Orang Indonesia Berisiko Kena Diabetes

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions