BANYAK orangtua yang membeli lampu tidur untuk menjaga anaknya agar tidak ketakutan saat gelap.
Namun peneliti asal Korea Selatan mempercayai bahwa, kebiasaan ini dapat menyebabkan masalah tidur bagi anak.
Pasalnya, sebuah studi di Korea Selatan menemukan bahwa orang yang tidur dengan kondisi lampu menyala, akan membuat depresi pada anak.
Selain itu, orang yang terbiasa tidur di hadapan televisi yang masih menyala, bakal terkena risiko tidur yang tidak berkualitas.
Dr. Seung Bong Hong dari Samsung Medical Center, School of Medicine di Universitas Sungkyunkwan dekat Seoul memberi argumennya terkait hal tersebut. "Cahaya buatan mempengaruhi aktivitas otak dan mengikis kualitas tidur yang baik."
Studi kami menunjukkan bahwa, cahaya dengan intensitas rendah mengganggu tidur, dan membuat orang selalu terjaga dalam tidur.
Percobaan yang telah dilakukan oleh Dr. Seung masuk ke dalam jurnal Sleep Medicine. Yang melibatkan sepuluh relawan yang diamati tidurnya selama dua malam berturut-turut. Dari sana Dr. Seung mengamati dan menganalisis kondisi jantung, napas, otak dan aktifitas otot.
Risiko Depresi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, saat orang tidur menggunakan cahaya, hanya memiliki waktu tidur tiga sampai empat jam. Penelitian ini memperingatkan orang terhadap risiko kesehatan mental karena terlalu sering menggunakan cahaya saat mereka terlelap, hal ini juga dapat meningkatkan risiko depresi. Dilansir Top Sante Perancis.(ren)
(tty)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.