SAAT gigi bermasalah, seringkali penanganan medis perlu ditempuh. Lantas, bagaimana ketika gigi yang bermasalah terjadi ketika Anda sedang mengandung?
Kondisi hamil seringkali membatasi beberapa tindakan medis, salah satunya mencabut gigi. Apa pasal? Berikut paparannya, seperti dikutip dari Tabloid Mom & Kiddie.
Gigi Berlubang
Ketika tidak dibersihkan dengan cermat, sisa makanan akan membusuk dan membuat gigi berlubang. Gigi berlubang terbagi menjadi 3 tahap yaitu :
• Tahap 1, belum mencapai saraf gigi.
• Tahap 2, sudah mencapai saraf gigi.
• Tahap 3, sudah terdapat infeksi di bawah gigi (akar) dan sudah bengkak.
Jika didiamkan gigi berlubang dapat berisiko pada janin. Gigi berlubang terdapat banyak kuman dimana kuman masuk ke pembuluh darah ke plasenta sehingga mengganggu perkembangan janin yang dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, kecacatan/janin rusak. Bahkan dapat masuk ke pembuluh darah ke bagian tubuh yang lain seperti jantung bumil yang mengakibatkan kematian.
Mengatasi: Kalau infeksi masih tahap ringan maka dilakukan penambalan gigi untuk mencegah kondisi gigi bertambah parah. Gigi berlubang akan mengganggu aktivitas BuMil seperti sulit makan atau mengganggu tidur karena terasa sakit. Kalau BuMil sulit makan nantinya akan berpengaruh ke janin juga sehingga janin mengalami kurang gizi. Penambalan boleh dilakukan kapan saja asalkan tindakannya jangan terlalu lama karena dikhawatirkan BuMil kelelahan dan stres.
Jika sudah mencapai tahap 3 dimana sudah terjadi pembengkakan, tindakan keadaan daruratnya dibersihkan dulu saluran akarnya, hilangkan dulu sumber infeksinya, dan mungkin akan dilakukan penambalan sementara. Tapi kalau kondisi BuMil memungkinkan boleh saja dilakukan penambalan tetap (permanen), bergantung tingkat keparahan dan kondisi BuMil. Bila kondisi tubuhnya kuat dan tidak lelah boleh saja. Namun jika BuMil tampak lelah sebaiknya penambalan tetap/permanen ditunda dulu. Jika memang rasa nyeri tidak tertahankan, boleh diberikan obat penahan sakit yang aman untuk janin.
Cabut Gigi
Cabut gigi pada BuMil sebaiknyaTIDAK dilakukan. Disarankan menunggu sampai melahirkan. Meskipun obat bius yang digunakan aman untuk janin, tapi rasa ketakutan atau stres yang biasanya muncul ketika gigi akan dicabut dikhawatirkan menimbulkan kontraksi. Tapi tidak menutup kemungkinan kadang ada beberapa hal yang benar-benar darurat (terpaksa harus dicabut) dimana kondisi abses/bengkaknya sangat menganggu meski sudah diberi antibiotik tapi rasa nyeri tidak hilang juga. Rasa nyeri akibat bengkak tersebut dapat mengganggu aktivitas makan dan istirahat yaitu BuMil jadi sulit tidur maka terpaksa dilakukan cabut gigi.
Membersihkan Karang
Plak atau karang gigi merupakan lapisan lengket yang menempel pada gigi dan sangat sulit dibersihkan. Jika karang gigi dibiarkan dalam waktu lama, plak akan mengeras dan berubah menjadi tartar dan menyebabkan kerusakan gigi dan penyakit gusi. Scalling/membersihkan karang boleh saja dilakukan pada BuMil tapi sebaiknya dilakukan pada kehamilan trimester kedua atau setelah melahirkan karena biasanya pada proses scalling sering muncul rasa ngilu, ketakutan, stres, mengejan (tanpa disadari), yang dikhawatirkan memicu kontraksi. Setelah karang gigi dibersihkan lalu diberi obat kumur, yang lama pemakaiannya berkisar 1 minggu.
Memutihkan Gigi
Berbagai penyebab gigi berubah warna dari warna aslinya, antara lain faktor makanan, gaya hidup, obat-obatan dan genetik. Warna gigi yang kecoklatan atau kuning kadang memengaruhi penampilan dan mengurangi rasa percaya diri.
Oleh sebab itu banyak orang melakukan bleaching. Sebenarnya tidak ada kontraindikasi, bahan pemutih gigi aman untuk BuMil, lasernya aman juga.
Bleaching/memutihkan gigi boleh saja dilakukan BuMil tapi sebaiknya ditunda setelah melahirkan karena proses bleaching biasanya memakan waktu lama, dikhawatirkan BuMil mudah lelah apalagi kehamilan makin besar makin mudah lelah. Membuka mulut dalam waktu lama juga dapat membuat BuMil mengalami kehabisan oksigen yang menimbulkan rasa pusing. Selain itu pada kehamilan trimester pertama BuMil mudah merasa mual dan muntah sehingga konsumsi makannya sedikit yang dapat memicu rasa pusing juga. (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: