SEMALAM Gusti Kanjeng Ratu Hayu dan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro melakukan pamitan kepada orangtua. Acara tersebut juga menjadi penutup dari seluruh rangkaian prosesi pernikahan keduanya.
Pamitan sendiri dilakukan di Gedhong Jene, kediaman dari Sultan Hamengku Buwono X. Dalam prosesi pamitan, Raja Keraton Yogyakarta tersebut juga sempat memberi wejangan kepada pasangan pengantin baru itu.
"Kalau orangtua mengatakan itu, kita harus dapat membangun
bale somah, yaitu bagaimana rumah yang kita tempati, keluarga yang kita bangun dengan seluruh anak cucu dan saudara-saudara akan penuh kedamaian, penuh rasa nyaman. Saling menghargai, saling menghormati," pesan Sultan HB X, seperti dikutip
Kratonwedding.
Sultan HB X juga berpesan untuk selalu bersikap ikhlas satu sama lain. Apalagi tujuan dari menikah sendiri adalah mencapai kebahagiaan.
"Keikhlasan itu sangat penting, dalam sebuah pernikahan tidak ada yang menang dan kalah."
"Berbicaralah terus terang, apa adanya. Tidak perlu harus marah, susunlah kata-kata yang baik, arif, dan bijak. Hilangkan rasa ingin menang sendiri yang dapat menyinggung perasaan suami atau istri. Baik suami maupun istri, tidak ada yang harus direndahkan," imbuh suami dariGusti Kanjeng Ratu Hemas ini.
Lebih lanjut, Sultan HB X juga menekankan adanya kesetaraan untuk membangun rumah tangga. Selain itu, setiap individu juga harus selalu bersama dalam hal mempersatukan pikiran ataupun melangkah kemana pun. Di samping harus tahu situasi ataupun kondisinya.
"Bangunlah komunikasi yang intens dan terbuka. Itu adalah sesuatu yang sangat penting," tutupnya.
(tty)This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: