Pages

Rabu, 09 Oktober 2013

health.detik
Detik.com sindikasi 
Manage your social media

Best social media tool for image publishing to Facebook and Twitter. Look amazing and delight your followers. Get 40% off when you sign up today.
From our sponsors
Meski Imunisasi Sudah Lengkap, Ini Pentingnya Rutin Bawa Anak ke Posyandu
Oct 8th 2013, 12:48

Jakarta, Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, terjadi penurunan signifikan terkait kunjungan ke posyandu setelah imunisasi anak dianggap lengkap. Padahal nyatanya anak sebaiknya justru tetap rutin dibawa ke posyandu hingga usianya mencapai 5 tahun.

"Jadi biasanya, semakin tinggi usia anak, ibu menganggap bahwa imunisasinya sudah sukses. Lalu kalau imunisasinya sudah sukses atau sudah selesai, ia menganggap sudah tidak perlu lagi datang ke Posyandu," ujar Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara Pengumuman Juara Kontes Nasional Posyandu Peduli TAT 2013, yang diselenggarakan di Hotel Mercure Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta, Selasa (8/10/2013).

Padahal kunjungan ke posyandu tak hanya sekadar melengkapi imunisasi, tetapi juga kontrol berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak. Dengan begitu akan dapat dideteksi dengan baik jika memang anak mengalami masalah gizi maupun masalah pertumbuhan dan perkembangan.

"Sayangnya, anggapan yang selama ini diyakini adalah bahwa datang ke posyandu itu anak hanya ditimbang saja," ujar Prof Ali.

Meskipun demikian, penurunan angka kunjungan ke posyandu setelah anak berusia di atas 1 tahun menurut Prof Ali juga bisa muncul akibat alasan-alasan lain. Salah satunya adalah anak tertidur tepat pada saat hari kunjungan posyandu.

"Ibu biasanya cenderung akan kasihan dan tidak tega untuk membangunkan, jadi akhirnya tidak ke posyandu," ucap Prof Ali.

Selain itu, alasan kedua bisa saja karena ibu kerepotan mencari nafkah, misalnya ia berladang. Ini tentu juga akan membuat ia tidak bisa membawa anaknya ke posyandu. Alasan-alasan sepele inilah yang menurut Prof Ali membuat partisipasi ibu dan anak ke posyandu menjadi rendah.

Di samping alasan-alasan tersebut, yang paling sering terjadi adalah fakta bahwa anak-anak berusia 3 tahun saat ini sudah banyak yang masuk dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sehingga ibu menganggap anaknya sudah sehat dan kunjungan ke posyandu menjadi tidak penting.

"Oleh karena itu, saya kira integrasi antara PAUD dan posyandu bisa dilakukan. Hari PAUD dan hari posyandu ada yang disamakan, jadi pada saat anak PAUD, ia juga bisa ditimbang. Intinya partisipasi yang harus lebih didorong oleh semua pihak, termasuk kita, agar ibu mau membawa anaknya ke Posyandu," tegas Prof Ali.

(ajg/vit)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends:

Media files:
195015_suntik.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions