HASIL Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang menunjukkan angka kelahiran, kematian ibu, dan lain-lain masih jauh dari terpenuhi menyisakan pekerjaan rumah tersendiri bagi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Kendati demikian, BKKBN tak lantas tinggal diam. Lembaga kependudukan yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan ini langsung merancang pokok kegiatan akselerasi 2013 sampai 2014 untuk bisa menekan angka kelahiran, kematian ibu, mengupayakan masyarakat memakai alat kontrasepsi jangka panjang.
Hal itu seperti yang diungkap oleh dr. Julianto Witjaksono AS., MGO, Sp.OG, K-FER selaku Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN.
Dia menjelaskan bahwa BKKBN sudah memiliki langkah strategi dan penerapan MKJP ( Metode KB Jangka Panjang) untuk bisa menekan angka kelahiran, kematian ibu, unmet need yang tinggi, dan agar banyak masyarakat memakai alat kontrasepsi jangka panjang, seperti spiral.
Untuk mengetahui apa saja pokok kegiatan akselarasi itu. Di bawah ini, dr. Witjaksono membantu kita lebih mengenal langkah-langkah yang akan diambil untuk bisa mencapai target penurunan kelahiran dan lain-lain. Berikut ulasan lengkapnya.
1. Meningkatkan akses pelayanan KB MKJP ( Metode KB Jangka Panjang) di Fasilitas layanan Kesehatan (fasyankes) di rumah sakit, Puskesmas dan jaringannya, dan DBS yang memenuhi persyaratan yaitu satu desa minimal satu fasyankes yang mampu melayani KB MKJP.
2. Meningkatkan akses dan promosi dan pelayanan KB pria di setiap kecamatan.
3. Intensifikasi dan eksentifikasi penggarapan dan pembinaan kelompok KB pria satu kabupaten minimal satu kelompok KB pria.
4. Tersedianya alokon dan sarana penunjang pelayanan KB di fasyankes pemerintah/ swasta yang telah teregister di data K/0/ KB, sebuah perluasan jejaring pelayanan di fasyenkes pemerintah menjadi 63.239 yang akan dipantau oleh UKP4.
5. Memberdayakan provider yang telah terlatih pelayanan KB MKJP melalui organisasi profesi (IBI)
6. Intensifikasi (Cari, Ajak, Layani) KB MKJP di wilayah unmet need tinggi
7. Meningkatnya dukungan operasional biaya penggerakan KB MKJP
8.Menjamin ketersediaan pilihan metode kontrasepsi berupa CAFETARIA melalui pemberdayaan sistem distribusi baru hingga pedesaan.
9. Pengembangan media KIE- below the line tentang KB MKJP berupa Leaflet, poster, brosur dan hotline.
10. Fasilitasi pelatihan medis teknis bagi provider dan pelatihan kepada tenaga medis.
11. Pelestarian kesertaan ber- KB melalui pencitraan layanan KB: penerapan SOP dengan pemberdayaan tim Jaga mutu.
12. Pengembangan pola pendekatan pelayanana KB di wilayah khusus ( tertinggal, terpencil, perbatasan, daerah yang kumuh miskin di perkotaan dan kepulauan). (ind)
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: