"Organik itu bukan hanya urusan label, sertifikasi, dan sejenisnya. Melainkan hati dan pikiran," ujar Ketua Komunitas Organik Indonesia (KOI) Christopher Emille Jayanata saat ditemui Selasa (24/9/2013) di Jakarta.
Gaya hidup organik, terang Emille, adalah gaya hidup yang berpedoman pada penggunaan bahan-bahan alami yang terbebas dari paparan kimia, baik pestisida, antibiotik, pupuk kimia, dan bahan-bahan kimia lain.
Bahan-bahan kimia tersebut seringkali ditambahkan pada pertanian umumnya untuk menghindari hama yang mengakibatkan buruknya kualitas dari produk. Sayangnya, bahan-bahan kimia yang digunakan sebagai "pelindung" tersebut tidak akan hilang hingga dikonsumsi oleh manusia.
Akibatnya, terjadilah penumpukkan bahan kimia yang mengendap sebagai residu di dalam tubuh. Residu di dalam tubuh akan memicu gangguan kesehatan, misalnya kanker atau melahirkan keturunan dengan autisme.
Emille mengatakan, pelabelan produk organik di Indonesia saat ini baru bisa dilakukan oleh delapan perusahaan. Untuk bisa mendapatkan label organik, biasanya produsen mengundang salah satu dari perusahaan tadi untuk melakukan pemeriksaan lahan tempat menanam produk.
"Jika dinyatakan lolos karena tidak mengandung bahan kimia, seperti pestisida, antibiotik, atau pupuk kimia, baru nanti produk apapun yang dihasilkan dari lahan itu sudah bisa dilabel organik," paparnya.
Hanya saja, produk organik rentan terkena hama tidak menggunakan tambahan "pelindung" kimia apapun. Itulah mengapa, risiko gagal panennya juga tinggi.
Saat produsen organik, imbuhnya, hanya mementingkan label atau sertifikasi, orientasi lebih mungkin pada hanya uang, bukan esensi dari organik itu sendiri. Maka, bisa saja karena tidak mau rugi, saat gagal panen mereka malah mengambil produk lain yang belum tentu organik dan dicap organik.
"Ini tentu tidak akan terjadi kalau hati dan pikiran mereka sudah organik. Urusannya bukan hanya label, tetapi menyangkut hati dan pikiran," tegas pemilik usaha ayam organik "Pronic" ini.
KOI yang digagasnya sejak tahun 2009 juga merupakan salah satu usaha untuk menyebarluaskan gaya hidup organik. Salah satu kegiatannya adalah penyelenggaraan Organic, Green, & Healthy Expo (OGH Expo) sebagai ajang pengenalan produk-produk organik sekaligus edukasi tentang gaya hidup organik.
OGH Expo yang tahun ini memasuki usia ketiga terbuka untuk umum dan akan dilakukan pada 3-6 Oktober 2013 di Lapangan Parkir Kompas Gramedia Group, Palmerah, Jakarta.
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: