KOMPAS.com — Kedokteran forensik sesungguhnya tidak hanya menuntut keahlian dalam mengenali bukti kejahatan pada tubuh korban. Bidang ini juga menuntut keahlian dalam hukum dan segala peraturan yang berkaitan dengan pemecahan misteri kejahatan di balik kematian korban. Almarhum dr Mun'im Idries adalah sosok yang menguasai bidang ini.
"Hal inilah yang menjadikan beliau tidak ada duanya. Pengetahuan tentang hukum membantu beliau memberi masukan kepada penegak hukum, siapa saja yang kira-kira berkaitan dengan kematian korban dan harus diperiksa," ujar psikolog forensik, Reza Indragiri, saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (27/9/2013).
Reza mengatakan, pengetahuan ini dibuktikan pada misteri penembakan korban kerusuhan 1998. Pengetahuan tentang balistik dan peraturan kepemilikan senjata api membantu Mun'im memberi masukan kepada polisi, siapa yang kira-kira menembak korban. Hal ini membuka tabir adanya satuan lain yang mungkin ikut turun saat kerusuhan terjadi. Hal lain yang membuktikan kemampuan almarhum adalah pada pengungkapan kasus kriminal, yang membawa mantan ketua KPK, AA, sebagai tersangka.
"Dalam kasus ini pengetahuan yang luas membuka tabir siapa yang kira-kira menjadi tersangka. Namun pengetahuan tersebut juga membuat kami skeptis pada pengungkapan tersangka," kata Reza.
Dalam kasus ini Reza bekerja sama dengan almarhum melalui pendekatan ilmu yang berbeda. Selain memiliki pengetahuan luas, almarhum juga dikenal Reza sebagai sosok nasionalis dan rasionalis.
Hal tersebut terlihat dari status Blackberry Messenger almarhum yang tidak pernah berubah, yaitu "konsisten dan profesional". Almarhum, kata Reza, adalah sosok yang selalu bicara berdasarkan bukti yang ada. Almarhum juga tidak segan datang kapan saja saat dibutuhkan, walau waktu telah menunjukkan lewat tengah malam.
Mun'im, kata Reza selalu berpendapat, mayat yang segar lebih baik dalam mengungkapkan segenap bukti. Mayat segar relatif lebih mudah dikerjakan dibanding mayat yang sudah berhari-hari.
"Beliau selalu mengatakan, 'demi merah putih,' dalam setiap pengungkapan kasus. Pengetahuan luas dan sikap profesional, ditambah keyakinan serta tanggung jawab dalam menjalankan profesi berdasarkan peraturan yang berlaku menjadikan beliau sosok yang spesial," terang Reza, yang berharap sosok seperti dr Mun'im bisa segera didapati pada generasi dokter forensik selanjutnya.
Sosok dandy, wangi, dan rapi berlawanan dengan lingkungan kerja yang bau mayat, juga menjadi ciri khas lainnya dari Mun'im. "Beliau selalu lekat dengan celana jeans, jaket kulit, dan topi. Untuk topi, beliau tidak pernah melepasnya walau di dalam mobil," ungkap Reza.
Menurut Reza, dr Mun'im juga selalu menjaga kebersihan. Hal ini bisa dilihat dari ruang kerja yang selalu bersih, rapi, dan wangi. "Kontras sekali sebetulnya dengan mayat yang menjadi tanggung jawabnya. Tapi begitulah dr Mun'im," katanya.
Baca juga:
"Mun'im Idries Meninggal karena Kanker Pankreas"
Mun'im Idries, Dokter Forensik dari Soekarno aampai Sisca Yofie
This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters recommends: