Pages

Senin, 19 Mei 2014

health.detik
Detik.com sindikasi 
Explore Cafepress

Name anything in the world, and we'll show you hundreds of products that celebrate it. Or, you can design your own.
From our sponsors
Kisah Petra, Bocah Pengidap Hidrosefalus Asal Pontianak
May 19th 2014, 01:32

Jakarta, Orangtua mana yang tega melihat anaknya menderita karena penyakit? Ungkapan tersebut nampaknya dipahami betul oleh pasangan Herianto (32) dan Melisa Ratri Utami (29). Suami istri asal Pontianak ini rela meninggalkan pekerjaan dan keluarga besar demi mengobati putra bungsu mereka yang sakit.

Terlahir dengan kondisi spina bifida, balita Petra Chieslon (2) kini hanya bisa terbaring lemah di rumah sakit. Infeksi yang menyerang saraf tulang belakangnya tersebut membuat perkembangan otot dan saraf kedua kakinya terhenti. Tak hanya itu, kelainan pada tulang ekor dan sarafnya menyebabkan aliran cairan otaknya terganggu dan menumpuk di kepala, kondisi yang dikenal dengan hidrosefalus.

"Petra lahir normal hanya memang saraf tulang belakang (tulang ekor) keluar. Umur tiga bulan kena infeksi, akhirnya jadi seperti ini," tutur Melisa membuka perbincangan dengan detikHealth, seperti ditulis Senin (19/5/2014).

Infeksi tersebut membuat saraf di kakinya menjadi melemah kemudian mati rasa. Perkembangan otot pun terganggu karena memang kaki anaknya tidak bisa digerakkan. Alhasil, Petra pun mengalami kelumpuhan.

Operasi pun dilakukan untuk menutup tulang yang melindungi saraf tulang belakang. Sayangnya, buah dari operasi tersebut adalah adanya penyumbatan pada aliran cairan selebro spinal (cairan dalam otak), sehingga kepala Petra membengkak di bagian belakang. Tak hanya itu, pembengkakan tersebut akhirnya membuat tengkorak kepalanya menjadi terbelah.

Berbagai macam operasi sudah dilakukan demi kesembuhan Petra. Namun karena kasusnya yang kompleks, proses penyembuhan pun seakan tidak mengalami kemajuan. Melisa mengatakan bahwa total 6 kali tindakan operasi sudah dilakukan kepada putranya itu.

Namun terbatasnya biaya membuat pengobatan Petra tersendat. Memang, Herianto sehari-harinya hanya mengajar les privat untuk beberapa anak SMP dan SMA. Tak hanya itu, ketersediaan dokter spesialis bedah saraf yang sangat sedikit membuat proses pengobatan berjalan lama.Next

foto: Reza/detikHealth

foto: Reza/detikHealth

Halaman 1 2
(up/up)

Ingin Mendapatkan Rp 500,000 dari detikHealth ? Ceritakan Pengalaman Dietmu di Sini

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers.

Media files:
083507_img2014051801522.jpg (image/jpg, 0 MB)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions